Jakarta (ANTARA) - Perusahaan coliving Rukita berkolaborasi dengan perusahaan penyedia layanan pengelolaan sampah dari hulu ke hilir, Waste4Change, untuk menerapkan program Rukita Peduli Lingkungan yang mengajak para penghuni mulai beralih ke gaya hidup berkelanjutan bebas sampah dengan pengelolaan yang bijak.

“Permasalahan sampah memerlukan penanganan yang konsisten dan menyeluruh dari hulu ke hilir. Hal ini membutuhkan komitmen bersama dan peran serta dari berbagai pihak, termasuk sektor swasta," kata Co-founder & COO Rukita, Sarah Soewatdy, dalam siaran resmi, Rabu.

Dia mengatakan inisiatif pengelolaan sampah secara bertanggung jawab dimulai dari lingkup terdekat, yakni tempat tinggal karena 62 persen dari sampah nasional berasal dari konsumsi rumah tangga.

Program ini adalah inisiatif awal Rukita untuk membudayakan gaya hidup berkelanjutan bebas sampah. Pada proyek awal, Rukita menggandeng Waste4Change untuk menerapkan sistem pengelolaan sampah secara bertanggung jawab di unitnya yang berlokasi di Tebet, Jakarta Selatan.

Selain memberikan pelatihan khusus bagi tim operasional Rukita, para penghuni juga diajak untuk berpartisipasi aktif dalam proses pemilahan sampah berdasarkan dua kategori utama, yaitu organik dan anorganik. Kemudian, sampah tersebut akan disortir lebih lanjut oleh Waste4Change untuk mengoptimalkan proses daur ulang dan pembuatan kompos, sehingga dapat mengurangi timbulan sampah yang berakhir di TPA.

"Banyak kawasan tempat tinggal enggan untuk melakukan pengelolaan sampah yang lebih baik di area mereka karena anggapan sulitnya memulai hal ini. Namun, melalui kerja sama antara Rukita dan Waste4Change ini, terbukti bahwa hal ini sangat dapat dilakukan selama terdapat keinginan dan tujuan bersama yang dipahami para pemangku kepentingan di dalamnya," ujar Managing Director Waste4Change M Bijaksana Junerosano.

Permasalahan sampah telah menjadi isu penting sekaligus tantangan bagi Indonesia karena dampak buruknya terhadap lingkungan, salah satunya banjir dan rusaknya ekosistem laut oleh sampah plastik.

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan memperkirakan jumlah timbulan sampah di Indonesia pada tahun 2020 mencapai 67,8 juta ton dan akan terus bertambah seiring dengan pertumbuhan jumlah penduduk. Sementara itu pada 2018, 69 persen sampah yang dihasilkan secara nasional ditimbun langsung di TPA dan hanya 12 persen yang didaur ulang.

Dengan kondisi yang kian mengkhawatirkan, Indonesia menetapkan target untuk mengurangi timbulan sampah plastik sebesar 30 persen pada tahun 2025. Beragam kebijakan juga telah diterapkan untuk merealisasikan target ini, di antaranya pelarangan kantong plastik serta pemakaian kantong belanja bukan plastik yang dapat digunakan berulang kali di beberapa provinsi seperti DKI Jakarta & Bali.

Baca juga: Cara Danone-Aqua tingkatkan kualitas manajemen sampah plastik

Baca juga: Pemerintah ajak pesohor populerkan produk daur ulang bagian gaya hidup

Baca juga: DKI Jakarta dorong komitmen pengelolaan sampah demi perkuat ekonomi

Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2021