Pernyataan Fed hari ini lebih optimis dari beberapa perkiraan, mereka menaikkan prospek mereka untuk pertumbuhan ekonomi dan pasar tenaga kerja
New York (ANTARA) - Bursa Wall Street, AS, menguat pada akhir perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB), dengan S&P 500 dan Dow Jones Industrial Average ditutup pada rekor tertinggi setelah The Fed memperkirakan pemulihan ekonomi yang cepat dari pandemi virus corona dan mengatakan akan mempertahankan suku bunganya mendekati nol.

Indeks Dow Jones Industrial Average terangkat 189,42 poin atau 0,58 persen, menjadi menetap di 33.015,37 poin, menandai pertama kalinya indeks 30 saham unggulan ditutup di atas ambang batas 33.000 poin.

Indeks S&P 500 naik 11,41 poin atau 0,29 persen menjadi berakhir di 3.974,12 poin, juga merupakan rekor penutupan tertinggi. Indeks Komposit Nasdaq ditutup bertambah 53,64 poin atau 0,40 persen menjadi 13.525,20 poin. Nasdaq masih turun sekitar 4,0 persen dari penutupan tertinggi 12 Februari.

Enam dari 11 sektor utama S&P 500 berakhir di zona hijau, dengan sektor consumer discretionary menguat 1,41 persen, memimpin kenaikan. Sementara itu, sektor utilitas turun 1,63 persen, merupakan kelompok dengan kinerja terburuk.

Baca juga: Wall Street dibuka bervariasi menjelang pengumuman Federal Reserve

Dalam pernyataannya setelah pertemuan kebijakan dua hari, Federal Reserve memproyeksikan lonjakan pesat dalam pertumbuhan ekonomi dan inflasi AS tahun ini karena krisis COVID-19 mereda, dan mengulangi janjinya untuk mempertahankan suku bunga acuan mendekati nol hingga beberapa tahun mendatang.

Wall Street memperpanjang kenaikan setelah Ketua Fed Jerome Powell mengatakan selama konferensi pers bahwa terlalu dini untuk membahas langkah-langkah tapering-off atau mengurangi program pembelian obligasi guna mendukung ekonomi yang sedang kesulitan.

"Pernyataan Fed hari ini lebih optimis dari beberapa perkiraan, mereka menaikkan prospek mereka untuk pertumbuhan ekonomi dan pasar tenaga kerja. Pandangan pasar atas pernyataan itu adalah cukup optimis," kata David Carter, kepala investasi di Lenox Wealth Advisors di New York, dikutip dari Reuters.

Stimulus pengeluaran 1,9 triliun dolar AS dan peluncuran vaksin telah memicu rotasi ke dalam apa yang disebut value stocks (saham yang saat ini harganya di bawah nilai yang sebenarnya) yang dipandang mungkin berkinerja lebih baik saat ekonomi pulih dari pandemi virus corona.

Pada saat yang sama, kekhawatiran bahwa stimulus dapat memanaskan ekonomi secara berlebihan dan menyebabkan tingkat inflasi yang lebih tinggi telah memicu kenaikan kuat dalam imbal hasil obligasi pemerintah berjangka panjang dan membuat saham-saham teknologi dan saham-saham pertumbuhan lainnya menjadi kurang menarik.

Menyusul pernyataan Fed, imbal hasil obligasi pemerintah AS 10-tahun bergerak sedikit lebih rendah menjadi 1,6374 persen.

Amazon.com Inc naik 1,4 persen dan Tesla Inc bertambah 3,7 persen, dengan dua perusahaan memberikan peningkatan terbesar kepada S&P 500.

Pengecer makanan cepat saji McDonald's Corp naik 1,9 persen setelah Deutsche Bank menaikkan target harganya dan juga meningkatkan rekomendasinya menjadi "beli" dari "tahan".

Baca juga: Dolar AS tergelincir setelah Fed pertahankan suku bunga mendekati nol
Baca juga: Jelang pengumuman hasil pertemuan FOMC, emas tergerus 3,80 dolar

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2021