Jakarta (ANTARA News) - Ketua Umum Partai Nasional-Marhaenis Indonesia Sukmawati Soekarnoputri mengatakan, bangsa Indonesia perlu melakukan perenungan nasional untuk menemukan kembali karakter bangsa yang bermartabat dan bisa membangunkan kembali kejayaan nusantara.

Demikian disampaikan Sukmawati Soekarnoputri yang juga merupakan putri bungsu dari Presiden pertama Indonesia Soekarno, sebelum mengikuti acara diskusi memperingati hari kelahiran Pancasila yang berlangsung di Jakarta, Rabu.

Diskusi bertema "Masih Adakah Pancasila di Bumi Indonesia" itu diikuti sejumlah tokoh politik nasional seperti Pimpinan Kolektif Nasional Partai Demokrasi Pembaruan Roy BB Janis, dan Ketua Umum Partai Kebangkitan Nasional Banteng Kemerdekaan (PNBK) Eros Djarot

Putri bungsu pasangan Soekarno dan Fatmawati itu menilai generasi muda perlu kembali menggali kembali nilai-nilai luhur Pancasila, karena disitulah terdapat jatidiri bangsa yang besar, yaitu sebagai bangsa yang religius, menghormati hak asasi, memiliki rasa keadilan, gotong royong, dan menjunjung demokrasi.

"Itu semuanya merupakan modal yang sudah digali oleh Bung Karno yang berwawasan sangat jauh ke depan. Itulah modal bangsa yang digalinya bagi Indonesia agar kita menjadi bangsa maju dan bermartabat," kata Sukmawati yang tidak sempat menyelesaikan studi politiknya di Universitas Indonesia itu.

Perempuan yang lebih dikenal sebagai "pembela kaum yang tersingkir" itu menilai, dalam perjalanan sejarah bangsa Indonesia nilai-nilai Pancasila semakin tersingkir oleh pengaruh-pengaruh global yang negatif sehingga menghilangkan nilai-nilai ke-Indonesiaan.

"Perlu ada introspeksi secara nasional kalau mau kembali memiliki karakter bangsa yang kuat dan tidak mudah goyah oleh serbuan paham-paham lainnya," kata Sukmawati lagi.

Hal senada juga diakui oleh mantan Menteri Kesehatan Siti Fadilah Supari yang ikut dalam diskusi tersebut. Menurut Siti Fadilah, satu-satunya upaya untuk memperbaiki nasib bangsa Indonesia adalah dengan kembali kepada Pancasila sebagai falsafah kehidupan berbangsa dan bernegara.

"Kita harus kembali lagi ke Pancasila. Jika generasi muda ingin melihat kehidupan yang lebih baik, satu-satunya cara adalah berpaling ke Pancasila," kata Siti Fadilah yang mengakui kehebatan cara pandang Soekarno saat mengemukakan Pancasila di depan sidang Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (Dokuritsu Zyunbi Tyoosakai) pada 1 Juni 1945.

Pada tanggal 1 Juni 1945, Bung Karno mendapat giliran untuk menyampaikan gagasannya tentang dasar negara Indonesia Merdeka, yang dinamakannya Pancasila. Pidato yang tidak dipersiapkan secara tertulis itu lantas diterima secara aklamasi oleh segenap anggota Dokuritsu Zyunbi Tyoosakai. Pemerintah menetapkan 1 Juni sebagai Hari Kelahiran Pancasila.(*)
(T.B011/R009)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010