“Jawaban yang dibutuhkan untuk mengatasi permasalahan di negara ini bukan sebuah sistem baru. Namun, memperkuat persatuan dan kesatuan sesuai dengan konsep negara, bangsa, seperti yang dicetuskan oleh para pendiri bangsa ini melalui ideologi atau fal
Jakarta (ANTARA) - Pengamat Timur Tengah dan Terorisme Muhammad Suaib Tahir mengatakan bahwa Pancasila dibutuhkan untuk mengatasi permasalahan bangsa.

Ia menyampaikan hal tersebut untuk menanggapi suara-suara yang tidak puas dengan hasil Pemilu 2024, sehingga disebut tidak mempercayai proses demokrasi di tanah air, dan menganggap khilafah sebagai solusi untuk sistem pemerintahan.

“Jawaban yang dibutuhkan untuk mengatasi permasalahan di negara ini bukan sebuah sistem baru. Namun, memperkuat persatuan dan kesatuan sesuai dengan konsep negara, bangsa, seperti yang dicetuskan oleh para pendiri bangsa ini melalui ideologi atau falsafah bangsa, yaitu Pancasila,” katanya dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Rabu.

Oleh sebab itu, Dosen Pascasarjana Perguruan Tinggi Ilmu Al-Quran (PTIQ) Jakarta itu menyarankan kepada generasi muda Indonesia untuk menggali ulang Pancasila karena Indonesia sejatinya bukan negara agama. Selain itu, kata dia, ideologi Pancasila sudah mengandung nilai-nilai agama.

“Oleh karena itu, jika ada pihak yang membenturkan agama dengan falsafah bangsa adalah hal yang keliru karena sesungguhnya falsafah negara dalam Pancasila semuanya mengandung nilai-nilai agama, yang mana ada ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, musyawarah maupun keadilan, dan semua itu adalah ajaran agama,” ujarnya.

Ia menambahkan sangat tidak relevan kalau masih ada pihak pihak yang suka membenturkan antara agama dengan kebangsaan karena agama itu sendiri mengakui kebangsaan, dan agama mengajarkan agar saling mengenal, serta saling mengerti antara satu dengan yang lain, juga dapat bertakwa kepada Allah SWT.

"Jadi, konsep kebangsaan atau national state di Indonesia sesungguhnya tidak bertentangan dengan agama,” katanya.

Pewarta: Rio Feisal
Editor: Agus Setiawan
Copyright © ANTARA 2024