London (ANTARA News/AFP) - Pasar saham global sebagian besar menguat pada Kamis, membukukan kenaikan mantap setelah data ekonomi AS yang membesarkan hati membantu menutupi kekhawatiran mendalam bahwa krisis utang dan defisit Eropa akan melemahkan pertumbuhan.

Para dealer mengatakan pasar Asia dan Eropa membaik didukung kenaikan Wall Street 2,25 persen pada Rabu tetapi awal perdagangan di New York pada Kamis bungkam karena investor melakukan konsolidasi.

Mereka mengatakan data kuat penjualan rumah dan mobil di AS telah memicu harapan ekonomi Amerika Serikat berada di jalurnya setelah kekhawatiran baru-baru ini bahwa pemulihannya bisa melambat setelah kenaikan tajam pada 2009.

Berita bahwa sektor jasa kunci AS tumbuh untuk bulan kelima berturut-turut pada Mei menambah nada positif pada Kamis tetapi kemudian pasar sedikit terlepas ketika investor menunggu data penting pekerjaan baru AS yang akan keluar Jumat.

Para analis memproyeksikan ekonomi AS akan menunjukkan kenaikan sebesar 500.000 atau lebih pekerjaan pada Mei, naik dari 290.000 pada April.

Di Wall Street, blue-chip Dow Jones Industrial Average dibuka lebih kencang, menambahkan lebih dari 0,50 persen tapi kemudian terpeleset kembali di tengah data bervariasi menjadi turun 0,21 persen pada sekitar 1615 GMT. Indeks komposit Nasdaq naik 0,31 persen.

Pasar saham AS dan lainnya berhasil pada Rabu, setelah penjualan "pending home" (rumah yang pengurusannya belum selesai) dan kendaraan menguat, analis Charles Schwab & Co mengatakan dalam catatannya, "tapi data ekonomi hari ini dan penjualan ritel datang dalam bervariasi."

Perusahaan payrolls (gaji) ADP melaporkan 55.000 pekerjaan yang diciptakan di sektor swasta pada Mei untuk keempat bulan berturut-turut meningkat tetapi angka itu tidak menjawab prakiraan analis 60.000 pekerjaan baru.

Sementara klaim baru pengangguran turun namun kurang dari perkiraan, menunjukkan bahwa pasar tenaga kerja tetap berada di bawah tekanan.

"Klaim sekarang lebih dekat ke tempat mereka sebelum gelombang pertengahan Mei dan menunjukkan pasar tenaga kerja yang tidak cepat sembuh," kata Andrew Gledhill dari Moody`s Economy.com.

Di Eropa, beberapa pasar naik lebih dari dua persen pada satu tahap sebelum jatuh kembali di tengah keraguan yang ditunjukkan Wall Street.

Di London, acuan indeks FTSE 100 ditutup naik 1,16 persen pada 5.211,18 poin. Di Paris, indeks CAC 40 naik 1,59 persen menjadi 3.557,34 poin dan di Frankfurt indeks DAX meningkat 1,23 persen pada 6.054,03 poin.

"Investor tampaknya menyambut getaran positif dengan tangan terbuka, berharap bahwa pemulihan ekonomi menambah kecepatannya," kata analis Ben Potter dari perusahaan keuangan IG Index.

"Untuk sementara sikap oportunisme tampaknya telah dicuci pasar dengan ekuitas tampak sedikit pada sisi murah," kata Potter.

Dalam perdagangan Asia, Tokyo melompat 3,24 persen dan Hong Kong meningkat 1,62 persen karena pencari barang murah masuk ke pasar.

"Para pelaku pasar akhirnya bisa bernapas lega pada Rabu," kata ahli strategi Joel Kruger dari perdagangan mata uang DailyFX.

"Meskipun pasar oversold cukup alasan untuk ingin membeli kembali ke pasar saham, mata uang, dan komoditas, tampaknya seakan-akan putaran padat data dari AS, tidak adanya berita tambahan keluar tentang zona euro, dan menundukkan risiko geopolitik, semua membantu."

Mata uang tunggal Eropa kembali jatuh tajam, jatuh ke 1,2191 dolar dalam perdagangan Kamis malam dari sebelumnya 1,2290 dolar dan 1,2245 dolar di New York akhir Rabu.

Julian Jessop dari Capital Economics mengatakan akibat euro masih melemah di tempat -- kekhawatiran krisis utang zona euro masih memiliki jalan panjang untuk pergi dan langkah-langkah untuk memperbaiki masalah hanya akan melemahkan pertumbuhan ekonomi.

Pada saat yang sama, prospek AS muncul lebih kuat dari Eropa, artinya dolar, terlepas dari atribut tradisional safe haven, tampak lebih baik untuk taruhan jangka panjang .

Berita bahwa penjualan ritel Eropa jatuh bulan lalu memperparah negatif pada euro.

"Penjualan ritel jatuh tajam pada April menegaskan bahwa penghematan konsumen zona euro belum berakhir," kata ekonom ING Martin van Vliet. (A026/K004)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010