Ramallah, Wilayah Palestina (ANTARA News) - Pemimpin Palestina Mahmud Abbas pada pekan mendatang melakukan perjalanan ke Turki untuk menyampaikan belasungkawa bagi pegiat tewas dalam serangan Israel atas armada bantuan, kata pejabat pada Kamis.

Abbas dijadwalkan bertemu dengan Presiden Turki Abdullah Gul pada 7 Juni di muktamar negara Asia, yang dituan-rumahi Turki, kata jurubicara presiden Palestina Nabil Abu Rudeina kepada kantor berita Prancis AFP.

Kantor berita resmi Palestina WAFA menyatakan Abbas akan menyampaikan belasungkawa atas kematian warga Turki, yang ditembak pasukan khusus Israel dalam serangan atas armada bantuan untuk Jalur Gaza, yang dikelola Hamas, pada Senin.

Pemerintah Turki pada Kamis menyatakan delapan warga Turki dan satu warga negara Amerika Serikat keturunan Turki tewas dalam serangan atas kapal pemimpin armada itu, kapal tambang Turki Mavi Marmara.

Pada Selasa, Perdana Menteri Turki Recep Tayyip Erdogan menyebut tentara Israel melancarkan pembantaian berdarah dan mendesak dunia menghukum Israel atas pelanggaran hukum.

Serbuan tentara Yahudi itu menuai kecaman luas dari masyarakat dunia.

"Ia akan menyampaikan belasungkawa bagi pahlawan kebebasan dan dengan pemimpin Turki membicarakan tindakan tepat untuk menanggapi kejahatan itu," kata WAFA, mengacu pada sembilan korban tewas tersebut.

Dari Turki, Abbas terbang ke Amerika Serikat untuk melakukan pembicaraan pada 9 Juni dengan Presiden Barack Obama, kata Abu Rudeina.

Pemimpin Palestina itu dikatakan akan meminta Obama membuat "keputusan tegas" atas perdamaian Timur Tengah.

"Pesan saya kepada Obama dalam pertemuan kami di Washington pekan depan adalah saya memerlukan keputusan tegas untuk mengubah keadaan kawasan itu," kata Abbas pada pembukaan muktamar di Tepi Barat.

Ia menyatakan mengharapkan melihat Timur Tengah berubah dari kawasan "terorisme", seperti yang digembar-gemborkan, menjadi kawasan pembangunan dan perdamaian, serta memberikan kesempatan bagi seluruh dunia ikut dalam alur perdamaian.

Presiden Palestina itu mengemukakan hal tersebut pada pembukaan muktamar permodalan Palestina, yang disebutnya Konferensi Kebebasan untuk menghormati yang tewas pada Senin di armada pembawa pegiat pendukung Palestina dan bantuan kemanusiaan untuk Gaza.

Abbas menuduh Israel negara teroris, karena tentaranya menahan kapal pembawa bantuan itu dalam serangan maut, yang menewaskan sembilan pegiat tersebut dan mencederai sejumlah lagi, termasuk beberapa serdadu Israel.

Setelah kunjungan ke Amerika Serikat itu, Abbas direncanakan ke Eropa untuk bertemu dengan Perdana Menteri Spanyol Jose Luis Rodriguez Zapatero dan Presiden Prancis Nicolas Sarkozy, kata tambah Abu Rudeina.

Menteri Luar Negeri Palestina Riyad Malki pada Kamis memuji keputusan Presiden Mesir Hosni Mubarak membuka pintu perbatasan Rafah.

"Keputusan itu sangat penting untuk membantu meringankan beban penderitaan rakyat Gaza akibat kucilan Israel dalam tiga tahun terahir," kata Malki di Kairo, sesudah menghadiri Pertemuan Darurat Tingkat Menteri Luar Negeri Liga Arab di ibukota Mesir itu.

Pertemuan tingkat menteri luar negeri itu, yang diikuti ke-22 negara anggota Liga Arab tersebut, menyepakati bantuan pengiriman bantuan kesehatan dan bahan makanan ke Gaza.

Malki menyatakan masalah utama dibahas dalam pertemuan itu adalah mencari jalan keluar mengahiri kucilan ekonomi terhadap Gaza, yang diberlakukan Israel tiga tahun terahir.
(B002/A024)

Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2010