Yogyakarta (ANTARA News) - Pendidikan di Indonesia saat ini dalam kondisi yang memprihatinkan, karena sekitar 21 persen sekolah dasar di kota mengalami kekurangan guru, kata Rektor Universitas Paramadina Jakarta Anies Baswedan.

"Kondisi serupa juga terjadi di desa dengan angka kekurangan guru sekitar 37 persen dan di desa terpencil sekitar 60 persen. Kondisi itu diperparah ketika dalam kurun lima tahun ke depan, sekitar 75 persen guru sekolah dasar (SD) di Indonesia pensiun," katanya katanya di Yogyakarta, Jumat.

Oleh karena itu, menurut dia pada diskusi publik Peran Pemimpin Muda Dalam Pendidikan, dirinya mencanangkan program bertajuk Indonesia Mengajar. Melalui program itu dirinya mengajak para pengajar muda untuk bertugas selama satu tahun mengajar di SD yang tersebar di lima kabupaten di Pulau Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, dan Maluku.

"Sebanyak 50 pengajar muda akan dikirim ke lima kabupaten, yakni Bengkalis (Riau) Tulang Bawang (Lampung), Passer (Kalimantan Timur), Majene (Sulawesi Barat), dan Halmahera (Maluku Utara)," katanya.

Ia mengatakan, untuk memperkuat pendidikan harus dimulai dari pendidikan formal tingkat dasar, tetapi jika tenaga pendidiknya tidak mencukupi, maka akan sulit untuk mewujudkan impian tersebut.

"Kini saatnya saya mengajak kepada generasi muda lulusan perguruan tinggi untuk mau berperan menjadi pengajar di wilayah terpencil untuk memberikan motivasi dan mimpi kepada anak-anak di pelosok Indonesia agar menjadi maju," katanya.

Menurut dia, pendidikan adalah eskalator bangsa yang akan membawa perubahan terwujudnya Indonesia baru, sehingga mereka yang berada di kelas bawah bisa terangkat derajatnya dan ikut memengaruhi kebijakan negara.

"Pendidikan merupakan alat yang tepat untuk menaikkan derajat seseorang baik dari segi sosial maupun ekonomi. Dengan naiknya derajat seseorang dari sisi sosial ekonomi, bukan tidak mungkin mereka bisa mandiri dan tidak menggantungkan segala hal pada negara," katanya.(*)
(Ant/R009)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010