Bogor (ANTARA News) - Bank Mata Bogor optimis akan melanjutkan perjuangan Almarhumah Ainun Habibie dalam memberikan layanan kesehatan mata gratis kepada masyarakat miskin.

Demikian disampaikan Ketua Perkumpulan Penyantun Mata Tuna Netra Indonesia (PPMTI) Bank Mata cabang Bogor, Hj Fauziah Diani Budiarto, saat ditemui pada pelaksanaan operasi katarak di Gedung Pusat Pengkajian dan Pengembangan Penyantun Kebutaan (P4K) Bogor, Sabtu.

"Kami akan terus melanjutkan apa yang diinginkan Almarhumah Ibu Ainun, meskipun tanpa dirinya, Bank Mata Cabang Bogor akan tetap eksis membantu masyarakat miskin," ucapnya.

Fauziah menuturkan, dirinya merasa mendapat amanat dari Almarhumah Ainun Habibie untuk tetap mempertahankan Bank Mata cabang Bogor terus beroperasi.

Sejak diresmikan pada Februari, Bank Mata Bogor telah melakukan lima kali operasi mata setiap bulannya.

"Kita sudah melakukan operasi katarak 94 warga Bogor dari 153 yang di-screaning mulai dari bulan Februari hingga Juni," katanya.

Istri walikota Bogor ini menjelaskan, sebelum melakukan operasi, para calon harus menjalani screaning (pemeriksaan) untuk mengetahui kondisinya sebelum dioperasi.

Bank Mata Bogor sudah aktif beroperasi sejak tahun 2004 namun gedung bank mata baru diresmikan pada tahun 2010 oleh Ketua PPMTI Pusat, yakni Hasri Ainun Habibie.

"Sebenarnya, Bank Mata Bogor sudah ada sejak 15 tahun silam, namun tidak aktif. Sejak Ibu Ainun menjadi ketua PPMTI pusat, Bank Mata cabang Bogor kembali aktif sampai akhirnya memiliki gedung," jelasnya.

Fauziah mengatakan, selain melaksanakan program baku dari PPMTI Pusat yakni melakukan operasi katarak gratis dan menggalang donor kornea, PPMTI cabang Bogor juga melakukan program lokal yang disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat Bogor.

Program lokal tersebut, jelas Fauziah, adalah pemberian kacamata gratis untuk siswa SD, SMP, SMA dan MI, pemeriksaan mata gratis untuk siswa sekolah dan masyarakat umum.

"Dari tahun 2004 hingga 2010, awal Bank Mata cabang Bogor telah memberikan 1.200 kaca mata gratis untuk anak-anak sekolah, 100 kaca mata untuk para pekerja kebersihan dan semuanya juga mendapatkan pengobatan mata gratis," ungkapnya.

Semangat Ainun Habibie menjadi motivator pengurus yayasan PPMTI/ Bank Mata cabang Bogor untuk tetap bertahan memberikan pelayanan kesehatan mata secara gratis kepada masyarakat miskin.

"Almarhumah Ibu Ainun menjadi penyemangat kita untuk terus berjuang memberikan pelayanan kesehatan mata gratis kepada masyarakat. Semoga masyarakat mendapatkan manfaat dari kehadiran Bank Mata ini," kata Fauziah.

Matsoleh (71) merasa senang bisa melihat kembali setelah lima tahun katarak menggerogoti kedua matanya.

Setelah dua kali menjalani operasi, pria yang berasal dari Citeureup, Kota Bogor tak henti-hentinya mendoakan Ainun Habibie, Ia berkeyakinan berkat Ainun Habibie yang telah mengadakan gedung Bank Mata ia bisa melihat kembali.

"Saya sangat bersyukur dapat melihat kebali setelah dioperasi gratis dua kali. Saya tau ini punya Ibu Ainun Habibie, setiap sholat saya selalu mendoakan ibu agar arwahnya tenang disana," kata Matsoleh usai melaksanakan operasi mata kirinya.

Tidak hanya Matsoleh, ada sekitar 27 warga yang melakukan operasi mata pada hari Sabtu ini mengaku sangat bersyukur bisa mendapatakan operasi gratis katarak.

"Saya bersyukur, sebelum tau ada bank mata, saya disarankan membawa nenek saya operasi di RS PMI dengan biaya Rp 7 juta. Tapi beruntung ada Bank Mata, sekarang nenek saya bisa melihat lagi," ucap Nining warga Batu Tulis, Kota Bogor.

Ditambahkan Fauziah, guna meningkatkan layanan, rencananya, mulai bulan depan, Bank Mata cabang Bogor akan melakukan operasi katarak dua kali dalam sebelum.

Bank Mata cabang Bogor dilengkapi dua mesin operasi katarak dan empat dokter terkenal dari Jakarta dan Bogor yang siap memberikan pelayanan kesehatan mata gratis.

dr Purnawan, SPM salah satu dari empat dokter di Bank Mata cabang Bogor menyebutkan, operasi yang dilakukan menggunakan sistem yang sudah canggih yakni PHCO.

Sistem PHCO lebih cepat dibanding operasi manual, satu pasien ditangani dalam tempo 30 menit.

"Sistem operasi yang kita gunakan yakni PHCO, sudah standar rumah sakit Internasional, lebih cepat dan lebih efektif," jelasnya.

Sebagai dokter mata dan bergabung di yayasan PPMTI, Purnama beserta teman-temannya berkomitmen akan memberikan layanan kesehatan mata terbaik untuk masyarakat miskin sesuai visi dan misi PPMTI.(*)
(T.KR-LR/R009)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010