Batam (ANTARA News) - Pengelola media massa cetak hendaknya meningkatkan berita atau informasi mengenai penggunaan internet yang sehat dan aman, kata Ketua Harian Serikat Penerbit Surat Kabar Pusat, Muhammad Ridlo `Eisy.

Dengan mengambil peran itu, media massa tercetak, dapat membantu pembaca terhindar dari penyalahgunaan internet, teknologi informasi yang kini penting dalam kehidupan, kata Ridlo dalam Sosialisasi Internet Sehat dan Aman yang diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika, di Batam, Rabu.

Ia mengatakan, pengelola media massa dengan menggalakkan informasi cara memanfaatkan internet untuk tujuan positif, akan dapat memperkuat peran orang tua, pengelola sekolah dan rohaniwan dalam membentuk ketahanan diri remaja dan pelajar melalui pendidikan budi pekerti, akhlak dan agama.

Ketahanan diri setiap warga masyarakat lebih penting dibangun daripada pemerintah berusaha menutup saluran informasi yang dianggap negatif dari internet, kata Ridlo yang juga Ketua Komisi Penelitian, Pendataan dan Ratifikasi Dewan Pers.

Ia menyatakan, masih meyakini pendidikan budi pekerti di rumah-rumah tangga dan sekolah, serta penegakan undang-undang, lebih efektif daripada pemerintah mencoba dengan teknologi membendung serbuan berbagai informasi negatif dari media internet, antara lain pornografi, penipuan, pencemaran nama baik, fitnah, maupun penodaan agama.

Penutupan gerbang informasi, meski terbatas, selain tidak akan efektif tidak sejalan dengan kemerdekaan warga dalam memperoleh informasi, katanya.

Upaya seperti itu ibarat membakar rumah hanya untuk menghabisi tikus di dalamnya.

"Jangan sampai rumah (kemerdekaan informasi) hangus, sedangkan tikus (dampak negatif internet), tetap berkeliaran," kata Ridlo `Eisy.

Pembicara lain, Muhammad Andi Zaky dari Tim Sosialisasi Internet Sehat dan Aman, mengatakan pada 2010 di dunia terdapat 1,7 miliar orang pengguna internet untuk mencari dan berbagi informasi, transaksi, korespondensi, komunikasi langsung, interaksi sosial, serta hiburan.

Dari jumlah itu 30 juta orang di Indonesia dan paling dominan dari kelompok usia 15-19 tahun (remaja) dengan persentase 64 persen. Pengguna jejaring sosial Facebook 19 juta orang, jumlah "blogger" 800 orang.

Layanan internet yang digunakan di Indonesia, katanya, 59 persen "e-mail", "instant messaging" 59 persen, jejaring sosial 58 persen, mesin pencari 56 persen, berita "online" 47 persen, blog 36 persen dan "game online" 35 persen.

Zaky antara lain mengingatkan pengguna internet untuk komunikasi langsung agar ketika menggunakan "video call" berpenampilan sopan sebab bisa jadi mitra komunikasi sedang merekam percakapan.

Pengguna internet untuk transaksi juga sebaiknya memastikan mengirim pada situs asli, bukan situs tipuan yang menyerupai asli dan biasanya ditandai dengan awalan https.

Bagi pengguna internet untuk interaksi sosial, diingatkannya supaya membatasi infortmasi pribadi seperti alamat, nomor telepon dan data keluarga.

"Orang dapat berpura-pura menjadi siapa sajadi internet, bahkan seolah-olah menjadi sahabat yang baik. Tetaplah waspada, jangan terlampau percaya pada kenalanan `online`," katanya.(*)
(T.A013/Z002/R009)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010