Surabaya (ANTARA News) - Serikat Karyawan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk meminta pemerintah memilih direksi berempati terhadap sejumlah karyawannya, seiring pelaksanaan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB), Jumat.

Selama ini banyak bermunculan pemberitaan di sejumlah media massa terkait calon pemimpin Telkom mendatang.

"Untuk itu, kami berharap ajang RUPSLB maupun RUPST dapat dimanfaatkan sebaik mungkin supaya memilih pemimpin yang benar-benar peduli kepada karyawan," ucap Ketua Umum DPP Serikat Karyawan (SEKAR) Telkom, Wisnu Adhi Wuryanto, dihubungi ANTARA dari Surabaya, Jumat.

Menurut dia, beberapa waktu terakhir anggotanya sering merasa tekanan bisnis dari hari ke hari tidak semakin mudah.

"Kadang karyawan harus mengorbankan hari libur dan waktu untuk keluarga demi tugas operasional," ujarnya.

Ia menyadari, tindakan mengorbankan hari libur untuk keluarga wajar diterima saat berpredikat sebagai karyawan. "Akan tetapi, kami ingin manajemen baru ke depan dapat lebih meningkatkan kesejahteraan karyawan tanpa menunggu tuntutan dari sejumlah bawahannya," katanya.

Senada dengan Wisnu, Sekretaris Jenderal Sekar PT Telkom, Asep Mulyana menambahkan, saat ini perpanjangan Perjanjian Kerja Bersama (PKB) antara Telkom dan Sekar masih terkatung-katung.

Padahal, PKB merupakan landasan hubungan industrial yang mayoritas di dalamnya mengatur kesepakatan tentang remunerasi dan ketenagakerjaan.

Ia menyatakan, mundurnya jadwal perundingan PKB yang sudah berjalan hampir satu tahun setengah kian memunculkan tanda tanya besar dalam diri karyawan. Di sisi lain, segenap karyawan mengetahui kinerja perusahaan cukup baik.

"Bahkan, laba bersih Telkom 2009 mengalami pertumbuhan signifikan dibanding 2008. Namun, mengapa PKB tidak kunjung selesai?" katanya mempertanyakan.

Dengan adanya RUPSLB dan RUPST itu, siapa pun yang akan ditetapkan sebagai Direksi Telkom pada RUPS hari ini (11/6) pihaknya berharap mereka mampu menyelesaikan tugas peninggalan direksi sebelumnya.

"Tugas tersebut, penyelesaian PKB IV yang selama ini jadwalnya molor. Kalau landasan itu sudah terbentuk, kami yakin ke depan dapat menguntungkan kedua belah pihak baik karyawan maupun kinerja perusahaan," ucapnya.
(C004/B010)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2010