Teheran (ANTARA News/AFP) - Ketua Parlemen Iran, Ali Larijani Rabu mengimbau pemerintah Iran agar mempercepat program kontroversial pengayaan uranium menjadi berkadar 20 persen, meskipun dijatuhi sanksi-sanksi terbaru Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB).

"Parlemen Iran minta pemerintah untuk terus memproduksi uranium diperkaya 20 persen, dan tidak menghentikan semua programnya itu pada saat beberapa negara tidak tetap taat pada Perjanjian Non-Proliferasi Nuklir (NPT) dan tidak memberikan bahan bakar yang diperlukan reaktor riset Teheran," kata Larijani kepada parlemen.

"Negara-negara pengganggu itu harus memahami bahwa tekanan mereka tidak masuk akal, dan secara proporsional akan dibalas dengan peringkat uranium yang kami perkaya yang sesuai kebutuhan kami," katanya di laman jejering parlemen.

Para anggota Majlis meneriakkan "Allahu Akbar" di rapat paripurna itu pada saat Larijani mengeluarkan pernyataan tersebut mengenai isu yang sensitif itu, kata kantor berita ISNA.

Uranium yang diperkaya adalah aspek yang paling kontroversial dari program nuklir Iran, dan Dewan Keamanan PBB memberlakukan sanksi putaran keempat kepada Teheran pada 9 Juni, karena penolakannya untuk tidak melepas program tersebut.

Para pejabat Iran tetap mempertahankan agar Teheran memperkaya uraniumnya sampai berkadar 20 persen, setelah negara-negara Barat bersikap dingin terhadap satu usulan yang diprakarsai oleh Brazilia dan Turki, yang bertujuan memberikan bahan bakar itu untuk reaktor riset Teheran.

Uranium diperkaya 20 persen bisa digunakan sebagai bahan bakar untuk reaktor tenaga nuklir, namun jika dimurnikan lagi sampai berkadar 90 persen bisa digunakan untuk pembuatan inti dari bom atom.

Larijani juga mengabaikan putaran baru sanksi itu dan memperingatkan Amerika Serikat dan negara-negara lainnya yang menentang kapal riset Iran, dan pesawat-pesawat khusus dalam sanksi mereka terakhir.

"Saya memperingatkan resiko Amerika dan negara-negara lain dalam kasus ini, bahwa jika mereka berusaha memeriksa kapal-kapal dan pesawat-pesawat Iran, mereka akan akan melakukan hal yang sama terhadap kapal-kapal mereka di Teluk Persia dan Laut Oman," katanya.
(Uu.H-AK/B002/P003)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2010