Jakarta (ANTARA News) - Menteri Luar Negeri RI Marty Natalegawa bersama Menteri Luar Negeri Malaysia Dato` Sri Anifah Aman siap mengutuk Israel atas serangan kapal misi kemanusiaan di Gaza (31/5) melalui forum internasional.

"Indonesia dan Malaysia telah sependapat untuk mengutuk sekeras-kerasnya perbuatan rezim zionis yang begitu kejam terhadap penduduk Gaza," kata Menlu Malaysia saat konferensi pers dalam kunjungan kerja di Gedung Pancasila, Kantor Kementerian Luar Negeri RI di Jakarta, Kamis siang.

Ia mengatakan bahwa pihaknya akan mencari ruang untuk membawa rezim zionis ini ke hadapan internasional court of justice atau ke forum internasional lainnya.

Oleh karena itu, pihaknya akan melakukan pendekatan supaya bisa didengar oleh penduduk Gaza, juga supaya blokade terhadap Israel itu bisa diangkat agar bantuan kemanusiaan bisa diterima oleh warga Gaza.

"Kami ingin menggarisbawahi, posisi Malaysia dan Indonesia mengenai masalah Gaza, sebagaimana masalah internasional lainnya," ujar Marty Natalegawa.

Menlu RI menambahkan bahwa hampir tidak bisa dibedakan, yaitu sepakat dan bertekad untuk kerja sama lebih baik untuk ke depannya, terutama di PBB, untuk memastikan tindakan keji tersebut, Israel harus memikul tanggung jawabnya.

Kedua Menlu juga sepakat untuk terus mendorong perdamaian di Timur Tengah melalui "proximity talks", sebuah proses diplomasi dengan menggunakan perwakilan imparsial pada masing-masing dari kedua belah pihak yang saling berseteru.

Pada hari itu, kedua menlu bertemu guna menindaklanjuti hasil kesepakatan yang telah ditandatangani oleh Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono dan Perdana Menteri Malaysia Najib Tun Razak di Putrajaya, Malaysia pada 18 Mei lalu.

Pada kunjungan kerja dua hari itu, Menlu Malaysia membahas revitalisasi empat bidang kerja, yaitu politik, ekonomi, sosial-budaya, perbatasan negara dan ketenagakerjaan, di bawah payung pertemuan "Joint Commision for Billateral Cooperation" (Komisi Bersama pada tingkat Menlu).

Komisi Bersama tersebut akan diadakan pada September atau November 2010 dan akan dikepalai oleh Menlu masing-masing negara.

Selain membahas masalah Gaza, kedua Menlu juga berdiskusi masalah internasional lainnya, seperti masalah yang berkembang di Afghanistan dan isu-isu terkait untuk mengembangkan ASEAN, khususnya mengenai ASEAN Regional Architecture.

"Mengenai Regional Architecture, baik Malaysia dan Indonesia memiliki pandangan yang sama," ujar Marty.

Ia menjelaskan tekad Indonesia dan Malaysia yaitu mengedepankan kepentingan ASEAN secara kolektif. Jadi dalam melakukan perluasan opsi-opsi ke depan, seperti halnya East Asia Summit yang akan dilaksanakan di Hanoi pada Oktober nanti, dengan mengangkat prisip yang atas kepentingan ASEAN.

(T.KR-IFB/E011/S026)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010