penyintas bencana wajib menerima manfaat zakat
Jakarta (ANTARA) - Direktur Pemberdayaan Zakat dan Wakaf Kementerian Agama Tarmizi Tohor mengajak seluruh pegiat zakat untuk bahu-membahu membantu korban bencana banjir bandang dan longsor di Nusa Tenggara Timur (NTT).

"Kemenag yang memiliki peran sebagai pembina bagi Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) dan Organisasi Pengelola Zakat (OPZ) mengajak secara sinergis dan kolaboratif untuk terjun langsung dalam membantu sesama," ujar Tarmizi dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Senin.

Tarmizi mengatakan dalam UU Nomor 23 Tahun 2011 Tentang Pengelolaan Zakat, salah satu poinnya berbunyi bahwa manfaat zakat untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat dan penanggulangan kemiskinan.

Maka dari itu, mereka yang terkena dampak bencana termasuk dalam orang yang berhak menerima (mustahik) zakat.

"Orang yang terkena bencana tidak bisa disebut sejahtera. Oleh karena itu penyintas bencana wajib menerima manfaat zakat," kata dia.

Tarmizi berharap zakat, infak, dan sedekah dapat menjadi solusi atas persoalan yang dihadapi masyarakat terdampak, setidaknya mengurangi beban yang harus mereka pikul.

"Pendistribusian zakat pada bidang kemanusiaan dapat diberikan dalam bentuk penanganan korban bencana alam, korban kecelakaan, korban penganiayaan, dan korban tragedi kemanusiaan lainnya," katanya.

Baca juga: DMC Dompet Dhuafa evakuasi dan sisir lokasi banjir di Adonara NTT

Baca juga: Kemendes dampingi penggunaan dana desa untuk penanganan bencana NTT

Kemenag juga menyampaikan rasa duka citanya terhadap para korban meninggal dunia dalam musibah ini, dan berharap masyarakat di sana bisa segera bangkit kembali.

“Saya memahami kesedihan yang dialami saudara-saudara kita akibat dampak yang ditimbulkan akibat bencana ini," kata dia.

Sebelumnya, beberapa wilayah seperti di Nusa Tenggara Timur dan Nusa Tenggara Barat, dilanda banjir bandang dan tanah longsor pada Minggu (4/4) akibat hujan deras yang mengguyur wilayah tersebut.

Kantor Pencarian dan Pertolongan Maumere, Provinsi Nusa Tenggara Timur, melaporkan korban meninggal dalam peristiwa banjir bandang di Adonara, Kabupaten Flores Timur yang berhasil ditemukan mencapai 69 orang.

Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Maumere I Putu Sudayana dalam keterangan tertulis yang diterima ANTARA di Kupang, Senin, mengatakan 69 korban meninggal itu ditemukan dalam operasi pencarian yang dilakukan tim SAR gabungan selama dua hari sejak Minggu-Senin (4/4-5/4).

"Jumlah ini masih bersifat sementara karena proses pencarian dilakukan tim SAR masih terus dilakukan di lokasi bencana," kata I Putu Sudayana.

Baca juga: Kemensos salurkan bantuan senilai Rp2,6 miliar ke NTT

Baca juga: BNPB kirimkan bantuan logistik bencana banjir bandang Flores Timur

Pewarta: Asep Firmansyah
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2021