Jakarta (ANTARA News) - Bank ekspor-impor Amerika Serikat (AS) memberikan persetujuan awal kepada 11 bank Indonesia untuk menerima pembiayaan fasilitas perbankan senilai satu miliar dolar AS dalam mendukung ekspor AS ke Indonesia.

"Kami menyediakan pinjaman bagi perbankan yang menyalurkannya pada perusahaan Indonesia untuk mengimpor barang dari kami," kata Presiden Bank Ekspor-Impor AS, Fred P Hochberg, di Jakarta, Jumat.

Sebelas bank yang dimaksud adalah Indonesia Exim Bank, Bank Mandiri, Bank Negara Indonesia, Bank Rakyat Indonesia, Bank Central Asia, Bank Danamon, Panin Bank, Bank CIMB-Niaga, Bank OCBC Indonesia, Bank Internasional Indonesia, dan Bank UOB Buana.

"Kami berharap fasilitas perbankan ini akan sangat menarik bagi para peminjam karena tingkat kurs yang rendah saat ini serta opsi suku bungan tetap," ujarnya.

Ia menjelaskan dengan adanya jaminan kredit dari pemerintah AS, maka bunga kredit impor bisa ditekan lebih rendah.

"Fasilitas perbankan ini akan memungkinkan perusahaan-perusahaan Indonesia untuk mengakses pembiayaan yang didukung exim Bank dari bank lokal serta membantu exim bank menyetujui transaksi itu lebih cepat," tuturnya.

Hochberg menambahkan pembiayaan kredit impor itu tidak hanya berlaku bagi perusahaan besar namun juga untuk usaha kecil menengah.

"Tahun ini kami telah memberikan kredit senilai total 1,8 miliar dolar AS untuk pembelian pesawat Boeing oleh Garuda dan Lion Air," katanya.

Sepanjang tahun fiskal 2009-2010, Ex-Im Bank AS telah memberikan kredit senilai hampir satu miliar dolar AS untuk pembelian 30 pesawat Boeing 737-900ER untuk Lion Air.

Selain itu, ia menyebutkan transaksi terkecil yang dilayani pihaknya senilai 11.000 dolar AS diberikan kepada UKM tahun lalu. "Dengan kredit ini kita bisa membantu UKM untuk tumbuh dan membeli barang dari AS," ujarnya.

Tingkatkan Ekspor

Hochberg mengatakan fasilitas tersebut diharapkan dapat meningkatkan ekspor AS ke Indonesia. "Tahun lalu ekspor AS ke Indonesia senilai 5 miliar dolar AS, kami ingin nilai itu naik menjadi dua kali lipat," ujarnya.

Ia menjelaskan dalam dua bulan pertama tahun ini nilai perdagangan Indonesia-AS meningkat 70 persen dengan surplus yang dinikmati Indonesia.

Deputi Menko Perekonomian Bidang Kerjasama Internasional, Rizal Affandi mengatakan pertumbuhan perekonomian AS sudah membaik sejak kuartal III tahun lalu.

"Perdagangan Indonesia-AS itu komplementari, jadi kalau ekonomi AS baik, maka itu bisa jadi peluang ekspor Indonesia meningkat," katanya.

Ia menambahkan pada September tahun ini pengusaha Indonesia dan AS akan bertemu dalam forum bersama untuk membahas peluang kerjasama lebih lanjut.

(E014/B012/S026)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010