Jakarta (ANTARA News) - Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Luthfi Hasan Ishaq menegaskan kepengurusan di tubuh partai tetap diatur secara proporsional tanpa membedakan antara Islam maupun non Islam.

"Itu proporsional dan itu kita serahkan pada kawan-kawan di daerah yang bisa menentukan secara proporsional dan demokrasi mengikuti apa yang menjadi suara kawan-kawan di daerah," katanya, di Jakarta, Jumat, ditemui setelah menyampaikan pidato kebudayaan di Teater Kecil, Taman Ismail Marzuki.

Menurut Luthfi, PKS tidak berkeberatan jika dalam kepengurusan terdapat orang-orang selain beragama Islam.

"Kalau memang di daerah, orang Islam minoritas, kami tidak keberatan kalau kepengurusan bukan dari orang Islam meskipun kita partai Islam," katanya.

Luthfi telah menjelaskan, bahwa PKS membuka diri untuk penganut agama lain bukanlah sesuatu baru, hanya saja belum terekspose oleh media massa dengan baik.

Sejak mulai berkiprah pada 1998, PKS meskipun berasaskan Islam telah mengakomodasi anggota selain Islam.

Sesuai dengan jargon politik PKS yakni bersih, peduli, dan profesional, PKS memberikan tempat bagi kader-kader dari semua etnis dan agama sepanjang peduli pada bangsa dan negara, serta bersih.

Penjabaran dari profesional itu apa pun etnik, agama, dan latar belakang, sepanjang punya garis perjuangan yang sama dengan PKS maka dia adalah warga PKS.



Hargai pluralitas

Dalam kesempatan tersebut, ia menegaskan bahwa PKS menghargai pluralitas.

"Pluralitas itu fakta di lapangan yang harus diterima. Islam mengakui pluralitas," katanya.

Lebih lanjut Luthfi mengatakan saat ini yang diperlukan adalah menyosialisasikan pada masyarakat luas bahwa Islam menerima dan mengakui pluralitas.

Sementara itu, pada Jumat siang, Luthfi menyampaikan pidato kebudayaan yang sekaligus menandai pembukaan kegiatan seni budaya yang menyemarakkan Musyawarah Nasional PKS ke-2, yang terpusat di Taman Ismail Marzuki.

Kegiatan seni budaya yang diselenggarakan diantaranya adalah dialog budaya yang mengangkat tema "Manifesto Islam", diskusi buku "Sekolahku Rumahku", workshop mendongeng, teater musikal, pemutaran film, dan workshop nasyid.(*)
(T.H017/R009)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010