Damaskus (ANTARA News/RIA Novosti-OANA) - Kelompok bersenjata Syiah Hizbullah mengatakan, para aktivisnya tidak akan ikut ambil bagian dalam misi bantuan kemanusiaan bertujuan Gaza mendatang, untuk menghindari kemungkinan konfrontasi dengan Israel.

Kelompok itu mengeluarkan pernyataan, yang mengatakan para anggotanya akan absen dalam mengorganisasikan misi tersebut.

Misi akan membawa barang-barang bantuan dan berpartisipasi dalam upaya menerobos blokade angkatan laut Israel di Gaza, dengan kapal Mariam yang para awaknya terdiri para wanita, yang diambil dari nama Gadis Mariyah.

"Kami tak ingin Israel akan memanfaatkan partisipasi kami sebagai dalih untuk melakukan serangan terhadap kapal," kata kelompok itu dalam pernyataannya.

Pengumuman itu muncul pada saat menteri pertahanan Israel, Ehud Barak, mengeluarkan peringatan kepada Lebanon, bahwa negara itu bertanggungjawab pada adanya suatu "konfrontrasi berbahaya dan kekerasan" di laut.

Para awak kapal akan tercatat terdiri 50 aktivis dari Lebanon dan negara-negara lainnya, termasuk Eropa.

Pelaksana kegiatan lepas kaitan dengan Hizbullah. Kapan kapal itu akan berlayar juga tidak diketahui.

Israel mendapati dirinya di bawah tekanan internasional yang terus meningkat untuk mengakhiri blokade angkatan lautnya, setelah pasukan komando Israel menyerbu armada bantuan kemanusiaan Gaza pada bulan lalu.

Pasukan komando negara Yahudi itu menyerang enam kapal Freedom Flotilla pada 31 Mei di perairan internasional di lepas pantai Jalur Gaza yang dikuasai Hamas, ketika kapal tersebut membawa sekitar 10.000 ton bantuan dan sekitar 700 pegiat hak asasi manusia (HAM) ke wilayah Palestina tersebut.

Sembilan pegiat tewas dan puluhan lainnya terluka, sedangkan ratusan lagi dideportasi Israel.

(H-AK/B002/S026)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010