Makassar (ANTARA News) - Kakek dari penyanyi solo Indonesia yang sukses di Eropa, Sandy Sondhoro, ternyata seorang kyai di Makassar yang meletakkan batu pertama pembangunan Mesjid Raya Makassar.

"Kakek saya bernama KH Mansyur Muchlis yang meletakkan batu pertama pembangunan Mesjid Raya Makassar," ujar pria berdarah Makassar-Palembang itu menjelang penampilannya di Makassar, kemarin.

Latar belakang keluarganya ini, katanya, membuat kehadirannya di kota kelahiran ayahnya untuk pertama kalinya terasa istimewa.

Sandy yang memulai karirnya sebagai pengamen di jalanan dan bus kota-kota Eropa ini akan tampil memperkenalkan lagunya dalam dalam album kompilasi  "Jazz in The City" salah satunya yang cukup dikenal berjudul Malam Biru.

Panitia penyelenggara dari Rebelion Ath, Fandi mengatakan, harga tiket masuk untuk menyaksikan konser Sandy senilai Rp125 ribu.

"Kami cetak 1.200 lembar tiket, dari penjualan tiket sejak Senin hingga hari ini telah mencapai 400 lembar dan sampai sekarang kami terus menerima permintaan," katanya.

Penyanyi yang menghabiskan waktunya 18 tahun di Jerman ini akan membawakan sekitar delapan lagu. "Jika suasananya mendukung mungkin akan lebih dari itu," katanya.

Nama penyanyi ini mulai terkenal sejak menjadi pemenang di festival musik internasional di Latvia, Rusia yang diikuti dan disiarkan oleh 16 negara pecahan USSR.

Sandy yang saat itu membawakan lagu milik Michael Bolton berjudul  "When a Man Loves a Woman" berhasil memukau penonton dan mencuri perhatian juri.

Kedatangannya di Indonesia awalnya untuk mempromosikan album miliknya yang direkam di Jerman, namun karena kurang diterima masyarakat Indonesia ia dan sejumlah rekannya sesama musisi di Indonesia akhirnya membuat album kompilasi.

"Saya ke Indonesia 2008 karena ingin mendistribusikan album tapi mungkin karena lagunya bahasa Inggris semua, kurang laku. Akhirnya, rencana pendistribusian album saya ditunda dulu," katanya yang berencana kembali ke Jerman dalam empat bulan ke depan.

Menurut dia, penjualan albumnya di Jerman cukup baik meski direkam oleh label kecil dan dikerjakan sendiri yaitu sekitar 2.000 keping dari 3.000 keping yang dirilis. Sementara album kompilasinya di Indonesia telah terjual 50 ribu copy dalam bentuk `compact disc`.(*)
(T.KR-RY/R009)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010