Shanghai (ANTARA News) - Sebanyak 30 pengusaha China menjajaki peluang bisnis di bidang infrastruktur, pertambangan, agribisnis, dan manufaktur dengan menghadiri forum bisnis yang diselenggarakan di Paviliun Indonesia.

"Pertemuan itu juga dihadiri Kepala BKPM (Badan Koordinasi Penanaman Modal) Gita Wiryawan, Gubernur Jawa Barat, Gubernur Riau, dan Wakil Gubernur Kalimantan Timur," ujar Direktur Paviliun Indonesia Widharma Raya Dipodiputro, di sela-sela di sela-sela World Expo di Shanghai, China, Selasa.

Ia mengatakan pada kesempatan tersebut, para pengusaha China menanyakan tentang iklim investasi dan bisnis di Indonesia. Mereka, kata Widharma, masih mengeluhkan sulitnya perijinan, mempertanyakan penegakan hukum, dan kepastian peraturan.

"Pada waktu itu Kepala BKPM mengatakan bahwa saat ini sudah banyak perubahan di Indonesia. Indonesia juga telah menerapkan National Single Window (NSW) yang memudahkan (operasional) bisnis," katanya.

Perusahaan Cina yang hadir pada pertemuan tersebut, diakuinya, sebagian besar berminat memasuki bisnis infrastruktur terutama pembangkit listrik, di samping pelabuhan dan agribisnis. Perusahaan China tersebut antara lain China State Grid, China Harbour, dan TBEA.

Ditambahkan Wakil Direktur Paviliun Indonesia Pratito Soeharyo, forum bisnis yang dihadiri Kepala BKPM Gita Wiryawan tersebut merupakan kegiatan sejenis ke-2 selama berlangsungnya World Expo. Kegiatan pertama dihadiri Menko Perekonomian Hatta Rajasa.

"Perdagangan, pariwisata, dan investasi (TTI) merupakan target jangka panjang dari keberadaan Paviliun Indonesia pada `World Expo` saat ini," ujarnya.

Apalagi, lanjut Pratito, Paviliun Indonesia tidak hanya dikunjungi masyarakat dan pengusaha China, namun juga delegasi negara lain seperti Norwegia.

"Indonesia memiliki peluang menjadi negara tujuan relokasi industri di China, karena upah tenaga kerja di sini (China) terus meningkat," ujarnya.
(T.R016/P003)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2010