Jakarta (ANTARA News) - Kepala Kepolisian Republik Indonesia, Jenderal Polisi Bambang Hendarso Danuri mengatakan pelaku teror Abdullah Sonata yang diberhasil ditangkap Detasemen Khusus 88 Antiteror, memiliki kemampuan setara dengan Doktor Azhari.

"(Abdullah Sonata) sekelas Dr. Azhari," kata Bambang di Jakarta, Rabu malam.

Doktor Azhari diketahui sebagai gembong teroris yang paling dicari pihak Polri karena memiliki keahlian untuk merakit bom dan tergabung dalam jaringan Imam Samudera terkait peledakan pada sejumlah lokasi di Indonesia.

Bambang menuturkan Abdullah Sonata ditangkap bersama rekannya, Sogir dan Agus, serta pelaku lainnya yang tewas ditambak anggota Densus 88 Antiteror.

Selain menangkap teroris, polisi juga menyita barang bukti berupa bahan peledak. Namun, Kapolri belum bisa menjelaskan jumlah barang bukti yang diamankan.

Bambang juga belum bisa mengungkap target lokasi peledak yang menjadi sasaran pelaku teror itu karena polisi masih mengembangkan penangkapan dan meminta keterangan dari para tersangka.

Sebelumnya, Tim Densus 88 Antiteror melakukan penyergapan terhadap pelaku teror yang diduga Abdullah Sonata dan kawan-kawan di Dusun Cungkrungan, Desa Belang Wetan, Kecamatan Klaten Utara, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, Rabu malam.

Diduga teroris yang tewas itu pada penyergapan tersebut, bernama Yuli Darsono.

Sementara itu, Sonata pernah divonis hukuman penjara tujuh tahun pada 4 Juli 2005 karena terkait dengan jaringan teroris.

Sonata menjadi buruan pihak kepolisian setelah bebas dari penjara karena dia diduga menjadi pimpinan tertinggi kelompok teroris yang berlatih militer di Pegunungan Jalin Jantho, Aceh.

Sonata berkoordinasi dengan teroris, Dulmatin di jaringan Aceh dengan memimpin sejumlah nama pelaku teror, antara lain Maulana, Sofyan, Mustakim, Ardi, Mahfud, Yudi, dan Jaja. (*)

(T.T014/R009)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010