Toronto (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyatakan pihaknya akan mendorong akomodasi kepentingan negara-negara berkembang dalam forum G20 yang akan berlangsung pada akhir pekan ini di Toronto, Kanada.

"Indonesia berharap banyak kepentingan negara berkembang tetap diperhatikan. Ini adil, hendaknya siapa pun di dunia ini diharapkan mau melakukan sesuatu untuk masyarakat dunia, diperlukan melepas ego masing-masing negara," kata Presiden saat memberikan pengarahan singkat kepada delegasi Indonesia, termasuk wartawan di dalam pesawat sesaat sebelum mendarat di Bandara Internasional Person, Toronto, Kanada Jumat pagi waktu setempat.

Presiden mengatakan dalam sejumlah pertemuan G20 sejak digelar pertama kali di Washington, kemudian London, Pittsburgh dan di Toronto,  terus dilakukan koordinasi kebijakan moneter dan fiskal sehingga krisis ekonomi yang terjadi pada 2008 dapat diatasi secara bersama.

"G20 penting, bayangkan kalau ekonomi hanya ditangani oleh G8 atau World Bank, WTO tentu ada ketimpangan. Jadi karena itu G20 tetap ada gunanya," tegas Presiden.

Pada langkah selanjutnya, pasca krisis keuangan global 2008, Presiden mengatakan perlunya semua negara di dunia melakukan kebijakan ekonomi secara hati-hati sehingga tidak menambah beban dan krisis seperti yang terjadi saat ini di Eropa.

Dalam KTT yang berlangsung sejak 26 Juni hingga 27 Juni tersebut, Indonesia, menurut Presiden, akan menyampaikan sejumlah masukan, antara lain meminta agar masing-masing negara meredam ego nasional dan tetap tidak mengabaikan  masalah-masalah lain termasuk masalah lingkungan.

Kepala Negara mengatakan, dari pengalaman krisis keuangan lalu setidaknya ada sejumlah pelajaran yang bisa dipetik oleh negara-negara berkembang, khususnya Indonesia.

"Yang pertama, ternyata perekonomian global tidak balance, ada negara yang utang besar ada yang surplus, ada negara yang konsumtif ada yang produktif, ada yang berorientasi pada ekspor, domestic market, ada yang menggantungkan pada labour, pertautan ini semua bisa menimbulkan unbalance global economy, ini tidak aman dan harus kita ubah dari pelajaran itu mendorong perekonomian global adalah mendorong pertumbuhan yang merata dan tidak merusak lingkungan, itu pentingnya global economic balance," katanya.

Hal yang kedua, pelajaran yang bisa dipetik, menurut Presiden,adalah hakekat sebenarnya dari pertumbuhan ekonomi adalah bukan mengejar setinggi-tingginya namun harus memperhatikan aspek lain sehingga tidak terjadi pemerataan pertumbuhan.

"Saya baca Newsweek , perkiraan penurunan pertumbuhan China. Ekonomi sebesar China bila kontraksi seperti itu tentu akan ada pengaruh terhadap perekonomian dunia, yang kita kejar bukan hanya mengejar pertumbuhan semata-mata," ujar Presiden.

Ditambahkannya, "dulu pemerintahan sebelumnya ada agar pertumbuhan merata, sekarang sama dan lebih bukan hanya komitmen tapi juga aksi. Bila pertumbuhan tinggi maka menimbulkan demand antara lain energi, bila itu bahan bakar fosil maka bisa pengaruhi polusi, pengurasan sumber hidup seperti pangan dan air, bila itu terjadi maka dampaknya bisa global warming, kelaparan dan penyakit. karena itu maka bersama-sama kita bahas sebaiknya besaran ekonomi dunia seperti apa agar adil dan berkelanjutan," ungkap Kepala Negara.

Karena itu Presiden Yudhoyono menyatakan strategi yang dipilih Indonesia sudah tepat. "Seharusnya ekonomi kita yang memperhatikan lingkungan, sosial dan market mecanism`, 'ecosocial market economy`. ini tentu perlu dielaborasi," katanya.

"Ke depan Indonesia akan berperan agar ekonomi global aman, adil, berimbang dan berkelanjutan. seraya di dalam negeri kita juga akan lakukan itu sehingga pertumbuhan cukup sekitar 6-7 persen dan ada keadilan sosial, tidak merusak lingkungan dan bisa dijaga stabilitasnya," tegasnya.

Presiden didampingi Ibu Negara Ani Yudhoyono beserta rombongan tiba di Kanada Jumat pagi pukul 08:20 waktu setempat atau pukul 17:15 WIB.

Dalam rombongan terdapat antara lain Menko Perekonomian Hatta Rajasa, Menkeu Agus Martowardojo, Mendag Mari Elka Pangestu, Mensesneg Sudi Silalahi, Seskab Dipo Alam, Menakertrans Muhaimin Iskandar dan juga sejumlah rektor universitas, termasuk Rektor UI Gumilar Rusliwa dan Kepala BNPB Syamsul Maarif.

Pada Sabtu (26/06) Presiden dijadwalkan melakukan pertemuan bilateral dengan Presiden China Hu Jintao, PM Belanda Jan Peter Balkenende, dan PM Vietnam Nguyen Tan Dung serta malam harinya menghadiri "working dinner" pemimpin G20.

Sementara pada Minggu (27/6) pagi, Presiden Yudhoyono dijadwalkan bertemu dengan Presiden AS Barrack Obama dalam sebuah acara makan pagi sebelum pembukaan planary session G20.(P008/A023)

Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010