Toronto (ANTARA News/AFP) - Para pemimpin negara maju yang bergabung dalam Kelompok Delapan (G8), Sabtu, meminta Iran agar menggelar "dialog transparan" berkaitan dengan program nuklirnya.

Seruan itu disampaikan para pemimpin G8 di tengah persiapan Presiden Mahmoud Ahmadinejad mengungkapkan syarat-syarat Iran terhadap dialog tentang program nuklirnya tersebut.

"Kami sangat prihatin dengan kurangnya transparansi dalam kegiatan nuklir serta keinginan Iran melanjutkan dan memperluas pengayaan uranium, termasuk sampai hampir 20 persen," kata para pemimpin G8 dalam komunikenya.

"Tujuan kami adalah membujuk para pemimpin Iran untuk ikut dalam dialog transparan tentang kegiatan nuklirnya dan memenuhi kewajiban internasionalnya," kata para pemimpin negara-negara terkaya dunia itu.

Mereka menyambut baik semua langkah yang sudah diambil untuk menghambat program pengayaan uranium nuklir Iran itu.

Para pemimpin G8 itu juga memberikan "catatan khusus" berkaitan dengan upaya Brazil dan Turki menjembatani pencarian solusi atas isu nuklir Iran ini.

Komunike yang dilahirkan pertemuan dua hari para pemimpin G8 di Kanada itu juga mengimbau Iran agar "menerapkan berbagai resolusi yang relevan untuk mengembalikan kepercayaan dunia pada misi damai program nuklirnya."

Dewan Keamanan PBB telah pun menjatuhkan sanksi baru terhadap Iran menyusul penolakan negara itu untuk menghentikan program pengayaan uraniumnya.

Kubu Barat yang dimotori Amerika Serikat menuduh Iran mengembangkan senjata nuklir namun tuduhan ini secara konsisten ditolak Teheran.

Sebaliknya Iran menegaskan bahwa program nuklirnya bertujuan damai.

Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad, Kamis, mengatakan, pihaknya akan membeberkan syarat-syarat bagi terlaksananya dialog dengan kubu Barat berkaitan dengan isu nuklirnya pekan depan.

Pemerintah negara-negara utama dunia dan Uni Eropa meminta Iran menggelar dialog untuk menyelesaikan masalah program nuklirnya segera setelah Dewan Keamanan PBB mengeluarkan sanksi baru.

Dalam pandangan Presiden Ahmadinejad, tawaran dialog dengan Iran yang disampaikan segera setelah keluarnya sanksi baru PBB itu menunjukkan adanya ketakutan negara-negara utama dunia tersebut.

"Negara-negara yang mengancam Iran itu takut tapi Iran akan menetralkan ancaman mereka," katanya.

Kelompok Delapan beranggotakan Inggris, Prancis, Jerman, Italia, Jepang, Rusia, dan Amerika Serikat. (R013/K004)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010