Yogyakarta (ANTARA News) - Perhelatan akbar Muktamar Satu Abad Muhammadiyah di Yogyakarta hanya tinggal menghitung hari, dan Yogyakarta pun seakan berlomba dengan waktu untuk menyambut gawe besar yang hanya akan terjadi satu kali itu.

Panitia penyambutan pun bekerja keras untuk menjamu agar ratusan ribu tamu yang akan hadir di Yogyakarta merasa betah dan nyaman selama mengikuti seluruh rangkaian kegiatan muktamar pada 3-8 Juli yang bakal melelahkan fisik dan pikiran itu.

"Misalnya untuk penginapan, selain hotel dan tempat penginapan lainnya, peserta atau pun penggembira muktamar juga dapat menginap di rumah-rumah penduduk dan juga sejumlah fasilitas milik pemerintah kota seperti sekolah," kata Ketua Panitia Penerima Muktamar Satu Abad Muhammadiyah Herry Zudianto.

Berdasarkan data dari Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta, terdapat 143 sekolah negeri yang siap digunakan untuk pemondokan atau transit muktamirin, yaitu 109 SD negeri, 16 SMP negeri, 11 SMA negeri dan 7 SMK negeri.

Selain itu, beberapa kampung di Kota Yogyakarta yang cukup lekat dengan perkembangan Muhammadiyah, seperti Kauman, Nitikan, Suryodiningratan dan Notoprajan juga sudah bersiap untuk menyambut peserta dan penggembira muktamar dengan mempercantik kondisi lingkungannya seperti memasang lampion dan juga spanduk.

Sepanjang jalan di Kota Yogyakarta atau akses-akses jalan lingkar luar kota pun seakan bersiap menyambut muktamar dengan berhiaskan baliho-baliho, spanduk dan juga bendera-bendera.

Gairah masyarakat Yogyakarta untuk menjamu tamu besar itu pun terasa di seluruh kecamatan di Kota Yogyakarta yang akan menampilkan pentas kesenian selama mukmatar berlangsung.

Di tengah gegap gempitanya pesta yang terdengar semakin dekat dan jelas itu, panitia masih menyisakan secuil kekhawatiran.

"Sebenarnya, yang paling sulit diantisipasi adalah pola kunjungan para penggembira, khususnya dari daerah di sekitar Yogyakarta karena cukup sulit diduga. Kalau peserta dari luar Jawa biasanya sudah mendaftar dengan persiapan yang lebih matang. Tetapi, panitia harus bisa menyambut mereka dengan baik," katanya.

Panitia penyambutan, lanjut Herry, telah memprediksi jumlah peserta dan juga penggembira yang akan hadir dalam muktamar tersebut mencapai 200.000 orang sehingga perlu melakukan berbagai langkah antisipatif dari sisi keamanan, dan lalu lintas.

Khusus pada saat pelaksanaan pembukaan muktamar, Herry berharap, masyarakat kota yang tidak memiliki kepentingan mendesak di sekitar Stadion Mandala Krida --tempat upacara pembukaan-- pada 3 Juli dapat tetap berada di rumah agar tidak terjebak kemacetan lalu lintas.

"Jika ingin melihat acara pembukaan itu secara langsung dapat melihatnya melalui televisi karena pembukaan akan disiarkan secara langsung oleh TVRI," katanya.

Ia berharap, seluruh panitia dan juga masyarakat dapat menjadi `pemandu` yang baik untuk tamu-tamu yang akan datang ke Yogyakarta tersebut, dan tidak justru mengambil keuntungan dari banyaknya tamu yang datang.

Herry yang juga merupakan Wali Kota Yogyakarta telah menyurati seluruh camat di wilayahnya untuk mengimbau pedagang-pedagang kaki lima (PKL) agar tidak menaikkan harga barang yang mereka jual selama muktamar berlangsung.

"Harga tidak usah dinaikkan. Jangan `nuthuk`. Tidak dinaikkan saja pasti sudah laku banyak. Ini juga untuk menegaskan citra Yogyakarta," katanya.

Herry melanjutkan, momentum muktamar selain dimaknai sebagai upaya organisasi massa Islam besar di Indonesia itu untuk menentukan langkah strategis di masa yang akan datang, juga dapat dimanfaatkan oleh Kota Yogyakarta untuk lebih mempromosikan keunggulan-keunggulan yang dimiliki.

"Yogyakarta adalah kota yang layak dikunjungi dan mampu menyelenggarakan kegiatan-kegiatan skala besar. Ini akan jadi kekuatan baru Yogyakarta," katanya.

Sementara itu, Ketua Bidang III Panitia Penerima Muktamar Satu Abad Muhammadiyah Haryadi Suyuti menyatakan, panitia telah menyiapkan sebanyak 35 kantong parkir di seputar Mandala Krida pada saat upacara pembukaan.

Kantong-kantong parkir yang berada di Kecamatan Umbulharjo dan Gondokusuman tersebut diperkirakan mampu menampung sebanyak 14.200 mobil dan bus, sedang sepeda motor akan diatur di lapangan.

Ia berharap, seluruh peserta muktamar yang akan menghadiri upacara pembukaan tersebut dapat datang secara berombongan dengan bus sehingga akan menghemat kantong parkir yang ada.

Seluruh kendaraan yang ingin memasuki Stadion Mandala Krida, lanjut dia, harus disertai dengan identitas khusus yang dapat diperoleh di sekretariat panitia.

Panitia juga akan mengatur arus masuk dan keluar kendaraan di Stadion Mandala Krida pada saat pembukaan muktamar, sehingga jalur jalan menuju ke Stadion Mandala Krida akan dibedakan dengan jalur jalan saat keluar dari stadion.

Pihak panitia, telah melakukan koordinasi dengan aparat kepolisian dan Tentara Nasional Indonesia untuk turut mengamankan pelaksanaan muktamar, yaitu sebanyak 1.000 aparat kepolisian, ditambah satuan pengamanan muktamar sebanyak 1.000 orang dan Dinas Ketertiban serta Dinas Perhubungan sebanyak 80 orang.
(E013/A024)

Pewarta: Oleh Eka Arifa Rusqiyati
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2010