Jakarta (ANTARA News) - Kurs rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) di pasar spot antarbank Jakarta pasa sesi perdagangan Senin sore cenderung stabil, karena pelaku pasar mulai mengurangi melepas rupiah, setelah bursa Wall Street semalam membaik yang mengimbas bursa regional.

Kondisi itu juga didukung oleh membaiknya pertumbuhan ekonomi Indonesia paruh kedua tahun ini, kata pengamat pasar uang, Edwin Sinaga, di Jakarta, Senin.

Edwin Sinaga yang juga menjabat Dirut Finan Corpindo Nusa mengatakan, Bank Dunia mengimbau agar pemerintah Indonesia mempercepat anggaran belanja modalnya agar pertumbuhan ekonomi bisa lebih tinggi.

Pertumbuhan ekonomi Indonesia saat ini mencapai 5,7 persen yang dinilai lamban, katanya.

Selain itu, lanjut dia, perbankan juga diminta untuk mengucurkan kreditnya lebih cepat untuk memicu pertumbuhan ekonomi, apalagi kawasan Asia dinilai merupakan pasar yang mendorong tumbuhnya ekonomi global.

"Karena itu, kami optimis rupiah akan kembali menguat hingga menembus angka Rp9.000 per dolar, apabila pemerintah mau menerima sarannya Bank Dunia," ucapnya.

Menurut dia, posisi rupiah yang berkisar antara Rp9.020 sampai Rp9.050 per dolar dinilai cukup baik, namun sentimen positif akan muncul akan semakin besar yang memicu rupiah untuk kembali bergerak naik.

Saat ini para investor asing yang sudah masuk kepasar domestik ingin melakukan investasinya lebih besar, karena pasar domestik dapat memberikan keuntungan yang lebih baik, ucapnya.

Edwin Sinaga mengatakan, peluang untuk menguat bagi rupiah sangat besar hanya menunggu waktu saja, kapan realisasi itu terjadi.

"Kami optimis rupiah akan terus bergerak naik hingga di bawah angka Rp9.000 per dolar, meski Bank Indoensia (BI) berada di pasar namun BI kemungkinan hanya melihat karena semua itu diserahkan pasar," ucapnya.
(T.H-CS/P003)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2010