Yogyakarta (ANTARA News) - Majelis Pemberdayaan Masyarakat Pimpinan Pusat Muhammadiyah akan memfokuskan perhatian pada sistem pertanian terintegrasi melalui kegiatan pembinaan secara berkelanjutan kepada para petani.

"Di Indonesia, bidang pertanian menjadi salah satu fokus utama Muhammadiyah. Jika bidang pertanian dan peternakan dapat diolah dengan baik, pengentasan kemiskinan dengan sendirinya akan tercapai," kata Ketua Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM) PP Muhammadiyah Said Tuhuleley di Yogyakarta, Senin.

Namun, menurut dia, kendala yang dihadapi adalah kualitas tanah saat ini yang terus menurun. Kondisi itu mengakibatkan hasil atau produksi pertanian bagus, sehingga Muhammadiyah mencoba untuk membuat sistem pertanian integratif.

Ia mengatakan, sistem pertanian terintegrasi itu akan menjadi salah satu materi pembahasan dalam Muktamar ke-46 atau Muktamar Satu Abad Muhammadiyah di Yogyakarta pada 3-8 Juli 2010.

"Hal itu merupakan salah satu bentuk keberpihakan terhadap kaum miskin melalui pendampingan kepada mereka yang terpinggirkan. Selama ini ada tiga golongan yang terpinggirkan, yakni petani, nelayan, dan buruh tani," katanya.

Konsultan pertanian MPM PP Muhammadiyah Syafii Latukorsina mengatakan, sistem pertanian terintegrasi merupakan keterpaduan antarkaum tani baik di bidang pertanian lahan, perikanan maupun peternakan.

"Salah satu contoh yang kami dampingi adalah petani ikan di tambak. Mereka sudah mampu membuat sendiri makanan untuk ikan dari sisa makanan dan sayuran di pasar," katanya.

Selain itu, petani lahan juga didampingi agar bisa mengolah pupuk secara mandiri, baik dari kotoran ternak maupun sisa buah-buahan di pasar.

Ia mengatakan, Muhammadiyah tidak akan frontal untuk mengubah pola pikir para petani, tetapi dengan pembinaan secara terus menerus dan berkelanjutan.

"Petani tidak akan mudah beralih pada sesuatu yang baru sebelum ada bukti keberhasilan produk. Oleh karena itu, kami akan terus mendampingi petani sesuai dengan kemampuan mereka," katanya.

(ANT/S026)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010