Arbil, Irak (ANTARA News/AFP) - Pesawat tempur Turki membom Irak utara pada Senin saat Ankara meningkatkan pertempuran dengan gerilyawan, kata pemberontak Partai Pekerja Kurdistan (PKK) dan pejabat Kurdi Irak.

Tidak ada korban dari serangan udara itu, yang dimulai pada tengah hari (16.00 WIB) dan menyasar daerah Sidakan di propinsi Arbil di pegunungan Irak timurlaut.

"Mereka mengakibatkan kebakaran di hutan dan ladang di pegunungan," kata komisaris daerah Sidakan Ahmed Qadr kepada kantor berita Prancis AFP.

Juru bicara PKK Ahmed Denis mengatakan, "Pemboman itu menyasar kelompok kelana Kurdi di daerah perbatasan. Kami belum tahu seberapa besar kerusakan atau korban."

Turki melancarkan serangan udara berulang dan dua serangan darat terhhadap terduga pangkalan belakang PKK di wilayah swatantra Kurdi di Irak utara dalam beberapa pekan belakangan.

Serangan itu terjadi saat tentara Turki menderita 48 jam paling mematikan dalam dua tahun dalam pertempuran dengan PKK.

Pada 19-20 Juni, pemberontak menewaskan 12 tentara Turki dalam beberapa serangan di Turki, membuat Perdana Menteri Recep Tayyip Erdogan berjanji melawan PKK "sampai ahir".

Tiga tentara lain dan seorang warga tewas dalam serangan lebih lanjut pada 21 dan 24 Juni.

Pada 22 Juni, kelompok sempalan PKK membom bus tentara Turki di Istambul, menewaskan lima prajurit dan seorang gadis berusia 17 tahun.

Dengan terdaftar hitam sebagai kelompok teroris oleh Ankara dan banyak masyarakat antarbangsa, PKK mengangkat senjata untuk pemerintahan mandiri Kurdi di Turki tenggara pada 1984, yang memicu kemelut dengan korban 45.000 jiwa, kata tentara Turki.

Bentrokan senjata dengan tentara belakangan meningkat saat cuaca lebih panas di wilayah pegunungan itu.

Pemberontak PKK secara teratur melancarkan serangan terhadap tentara di wilayah itu.

Serangan ranjau terhadap pasukan keamanan menjadi ciri kekerasan PKK di wilayah Turki tenggara.

Pemberontak itu lama mengungsi di pangkalan pegunungan di Irak utara, yang mereka gunakan sebagai batu loncatan untuk melancarkan serangan terhadap sasaran Turki di sepanjang perbatasan tersebut.

Presiden Turki Abdullah Gul pada pertengahan 2009 menyatakan Turki mempunyai "kesempatan bersejarah" untuk mengahiri sengketa itu, yang sejak lama menghalangi perkembangan pencalonan keanggotaan Eropa Bersatu dan menjadi sumber ketegangan kawasan.

Pemerintah memperluas hak kebudayaan dan politik suku kecil Kurdi berdasarkan atas pembaruan dengan tujuan mempermudah Turki masuk Eropa Bersatu.

Perdana Menteri Turki Tayyip Erdogan berjanji memperluas hak politik warga Kurdi guna memenuhi derajat keanggotaan Eropa Bersatu dan mengahiri perang dengan PKK.

Upaya melancarkan yang disebut "prakarsa Kurdi" itu memberikan pukulan pada 2008 ketika pengadilan konstitusi menutup partai Kurdi, karena terkait dengan PKK.

Seperti Irak dan Turki, Iran memunyai suku kecil Kurdi dalam jumlah besar, yang sebagian besar tinggal di bagian baratlaut dan barat Republik Islam tersebut.

Cabang PKK di Iran adalah Komouleh, sebutan Iran bagi Kelompok Hidup Bebas Kurdistan (PJAK).

Iran barat, yang berpenduduk sebagian besar suku Kurdi, menjadi ajang bentrok maut dalam beberapa tahun belakangan antara pasukan keamanan Iran dengan pemberontak Kurdi, yang bergerak dari sarangnya di negara tetangga Irak.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2010