Kupang (ANTARA News) - Sebanyak 69.097 hektare sawah di Nusa Tenggara Timur pada musim tanam 2010 mengalami puso, yang mengakibatkan sebagian besar tanaman mengalami gangguan pertumbuhan dan produksi.

Jumlah tersebut meningkat enam kali lipat dari 2009 sebesar 9.645 ha, sementara pada 2008 sebesar 17.672 ha untuk seluruh komoditas, kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Nusa Tenggara Timur, Poltak Sutrisno Siahaan di Kupang, Kamis.

Hal ini, menurut dia, mengakibatkan menurunnya luas panen dan produksi tanaman padi-palawija.

Ia mengatakan, pada periode Sub Round pertama untuk komoditas padi ladang terjadi puso seluas 20 persen lebih terjadi di Kabupaten Sumba Timur dan Flores Timur.

Komoditas padi sawah, katanya, bahkan lebih luas melanda Kabupaten Rote Ndao 41,9 persen, dan Sumba Timur 30,08 persen.

Sementara komoditas jagung sebagai pangan unggulan dan alternatif pada periode yang sama mengalami puso terluas di Kabupaten Timor Tengah Selatan sebesar 24 persen, Kabupaten Kupang 16,2 persen, dan Sumba Timur 14 persen.

Meski demikian, untuk komoditas jagung, luas penanaman baru di awal 2010 meningkat dua kali lipat dibanding awal tahun sebelumnya sehingga diramalkan masih dalam taraf mencukupi walaupun kenaikan produksinya hanya 0,06 persen.

Dia mengatakan, produksi padi pada tahun ini diramalkan mengalami penurunan yang signifikan sekitar 6,6 persen dari 2009 yang sebanyak

607.359 ton.

"Tahun 2010 diperkirakan sebanyak 567.243 ton padi menghasilkan 318.513 ton beras untuk dikonsumsi," katanya.

Menurut dia, perkiraan kebutuhan konsumsi beras bagi 4.704.800 jiwa penduduk NTT pada 2010 adalah sekitar 532.777 ton, dengan demikian masih ada kekurangan beras untuk konsumsi penduduk yakni sebanyak 214.265 ton.

Kekurangan beras dapat ditutupi dengan pengadaan beras miskin (raskin) oleh pemerintah.

"Pada tahun 2009 rumah tangga sasaran raskin di NTT tercatat sebanyak 553.770. Pada tahun 2010 beras miskin yang seharusnya didistribusikan pemerintah melalui Bulog adalah sebanyak 99.678 ton," katanya.

Dengan demikian masih ada kekurangan beras lebih dari 114.587 ton yang bisa dipenuhi dari pangan alternatif jagung, ubi-ubian, kacang-kacangan dan pangan lokal lainnya sesuai karakteristik daerah masing-masing.

Ia memperkirakan pada 2010 produksi jagung sebesar 639.294 ton yang menghasilkan 562.246 ton jagung untuk dikonsumsi.

Sedangkan untuk produksi ubi terutama ubi kayu diperkirakan sebesar 960.569 ton yang menghasilkan 715.569 ton ubi untuk dikonsumsi.
(T.B017/A023/P003)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2010