Bandarlampung (ANTARA) - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Lampung menjanjikan  bantuan Rp8 juta per hektare bagi petani yang sawahnya mengalami puso di daerahnya.

"Mengenai rencana bantuan dari BNPB tentang insentif pemerintah kepada petani yang mengalami gagal panen akibat puso sudah dibicarakan," ujar Asisten Perekonomian dan Pembangunan Provinsi Lampung Kusnardi, di Bandarlampung, Rabu.

Ia mengatakan dana yang diberikan untuk pengganti lahan pertanian terdampak banjir itu dialokasikan senilai Rp8 juta per hektare.

"Ini diberikan sebagai pengganti supaya petani tidak putus asa, saat menanam padi di daerah yang terkena banjir atau rawan banjir. Dana ini bisa untuk modal tanam berikutnya," ucapnya.

Dia menjelaskan berdasarkan data jumlah sawah di Lampung hingga April 2023 yang mengalami puso seluas 2.209 hektare.

"Ini nanti disalurkan ke nomor rekening masing-masing petani. Alokasi hanya diberikan kepada petani yang lahannya puso saja, sedangkan yang lahannya masih bisa diselamatkan tidak dapat. Untuk pengajuan masih menunggu petunjuk teknis serta usulan oleh kabupaten," katanya.

Menurut dia, bila dibandingkan dengan asuransi, bantuan modal bagi lahan pertanian yang mengalami puso sebesar Rp8 juta per hektare tersebut cukup membantu petani mengusahakan sawahnya.

"Ini bertujuan agar petani tetap semangat, kita sebenarnya ada juga asuransi pertanian tapi jumlahnya dibanding jumlah area tanam padi seluas 500-600 hektare yang di fasilitasi hanya 30 hektare, dan klaim agak lambat. Jadi melalui bantuan ini diharapkan petani bisa terbantu," tambahnya.

Ia pun berharap petani dapat terus mengusahakan lahannya dengan baik, sehingga produktivitas pertanian tetap terjaga.

Diketahui Lampung menjadi salah satu daerah penghasil komoditas pertanian salah satunya padi yang pada tahun 2021 produksi padi Lampung mencapai 3,3 juta ton, dan pada tahun 2022 telah mencanangkan peningkatan indeks pertanaman menjadi 400.

Dan pada tahun 2019 memiliki luas lahan baku sawah mencapai 361.699 hektare, sedangkan 86.000 hektare diantaranya merupakan lahan rawa yang dapat digunakan sebagai lahan pertanian.

Pewarta: Ruth Intan Sozometa Kanafi
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2023