Surabaya (ANTARA News) - Komisi D DPRD Provinsi Jawa Timur mendesak PT Pertamina (Persero) menarik semua tabung elpiji yang ada di masyarakat untuk diganti dengan tabung gas yang memenuhi Standar Nasional Indonesia (SNI).

"Tunggu apa lagi? Korban terus berjatuhan, tapi Pertamina tidak melakukan tindakan apa pun," kata Wakil Ketua Komisi D DPRD Jatim, Mahdi Alhamid, di Surabaya, Minggu.

Berdasarkan pengamatannya di lapangan, tabung elpiji yang beredar di masyarakat setelah program konversi minyak tanah banyak yang tidak memenuhi SNI.

"Kami banyak menemukan tabung elpiji buatan China. Tentu saja, tabung itu tidak memenuhi SNI," kata Wakil Ketua Fraksi Persatuan Pembangunan Reformasi (FPPR) DPRD Jatim itu.

Selain tabung, dia juga banyak mendapati selang elpiji yang kualitasnya di bawah rata-rata. "Buruknya kualitas tabung dan selang itulah yang menjadi pemicu ledakan," katanya.

Menurut Mahdi, jika hal itu dibiarkan bukan tidak mungkin peristiwa ledakan elpiji yang menyebabkan jatuhnya korban jiwa akan terus terjadi. "Sekarang ini ibaratnya masyarakat menyimpan bom waktu di rumahnya masing-masing," katanya.

Selain elpiji berukuran tiga kilogram sebagaimana program konversi minyak tanah yang dijalankan pemerintah, ledakan juga terjadi pada tabung elpiji berukuran komersial atau 12,5 kilogram ke atas.

"Kebakaran Sinar Supermarket beberapa waktu lalu merupakan salah satu bukti rendahnya kualitas tabung elpiji berukuran besar," kata Mahdi mencontohkan.

Supermarket yang berlokasi di Jalan Bintoro, Surabaya, Sabtu (26/7) dipicu oleh meledaknya tabung elpiji berukuran 50 kilogram yang tersimpan di Kafe Citishop yang berada di lantai dua swalayan tersebut.

Hingga kini polisi masih menyelidiki penyebab terjadinya ledakan elpiji di Supermarket Sinar itu, termasuk beberapa tabung elpiji berukuran 50 kilogram yang berada di lahan parkir swalayan itu.
(T.M038/I006/P003)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2010