Surabaya (ANTARA News) - Kontingen daerah yang berlaga di cabang bulu tangkis Pekan Olahraga dan Seni Antar-Pesantren Nasional (Pospenas) 2010 disinyalir menurunkan atlet bukan dari kalangan santri pondok pesantren.

Informasi yang diperoleh ANTARA di Surabaya, Selasa, menyebutkan penggunaan atlet bukan santri pesantren, dilakukan hampir sebagian besar kontingen.

Tidak hanya kontingen dari Pulau Jawa yang selama menjadi sentra pembinaan bulu tangkis, tapi juga kontingen dari luar Jawa, seperti Kalimantan, Sulawesi dan Sumatra.

Sejumlah nama pebulu tangkis yang turun pada Pospenas ini, sering malang melintang di berbagai turnamen bulu tangkis nasional, bahkan pernah menjuarai sirkuit nasional kalender PB PBSI.

Penampilan mereka juga tidak mengesankan sebagai seorang santri pesantren, karena memiliki kualitas permainan seperti layaknya atlet-atlet klub.

"Kalau mereka benar-benar seorang santri, permainannya kami jamin tidak sebagus atlet beneran," kata salah satu ofisial daerah yang minta namanya tidak disebut.

Kontingen tuan rumah Jatim disinyalir juga memakai pemain sejumlah klub ternama di Surabaya dan Gresik, untuk berlaga di Pospenas ini.

Pada sektor putra, kontingen Jatim antara lain diperkuat Mohammad Miftah, Candra dan Rizki. Kemudian di kelompok putri terdapat Assifa Nur Farisa dan Yeni Rahmawati.

Sementara kontingen Jawa Barat menurunkan Ganjar Purnomo, Ade Iksan, Rian Ardiana, Dewi Rosfalianti, dan Izzatul Maulida.

Terkait banyaknya atlet bukan santri yang berlaga, Ketua Panitia Pertandingan Bulu Tangkis Pospenas Eddyanto Sabarudin mengatakan masalah keabsahan atlet menjadi kewenangan panitia pusat Pospenas.

"Kami hanya bertindak sebagai pelaksana di lapangan, sementara urusan keabsahan atlet bukan wewenang kami," ujarnya.

Ia mengatakan sejauh ini tidak ada keluhan dan protes dari kontingen soal adanya atlet bukan santri yang lolos mengikuti Pospenas.

Ketua III Panpel Pospenas, Ali Sa`roni, yang dikonfirmasi terpisah mengatakan pihaknya belum mendengar adanya dugaan atlet non-pesantren yang disusupkan ikut ajang dua tahunan ini.

Ia mengatakan proses verifikasi terhadap atlet Pospenas yang dilakukan panitia pusat, juga tidak menemukan adanya masalah tersebut.

"Semua berkas-berkas atlet sudah absah, termasuk kontingen Jatim juga bersih. Kami tidak tahu kalau di kontingen daerah lain melakukan itu," ujarnya.

Kepala Dinas Kepemudaan dan Keolahragaan (Dispora) Jatim ini, menambahkan bahwa sesuai aturan yang berlaku, jika ada daerah yang sengaja memasukkan atlet bukan dari pesantren atau santri, langsung didiskualifikasi. (*)

(T.D010/R009)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010