Jakarta (ANTARA News) - Peluang tim tenis putra Indonesia melawan regu Thailand 50%-50% (fifty-fifty) di pertandingan babak penyisihan Grup II Zona Asia Oceania Piala Davis yang digelar di Stadion Tenis Kompleks Gelora Bung Karno Senayan Jakarta 9 hingga 11 Juli mendatang.

"Kekuatan kedua tim dapat dikatakan berimbang. Para pemain Thailand dari segi peringkat dunia, masih lebih baik ketimbang Indonesia, namun dari segi teknis permainan tidak jauh berbeda. Jadi peluang Indonesia untuk memenangi pertandingan nanti masih fifty-fifty," kata mantan pelatih tim Piala Davis Indonesia Deddy Prasetyo.

Tim tenis Indonesia diperkuat oleh Christoper Rungkat, Sunu Wahyu Trijati, Ketut Nesa Artha, dan David Agung Susanto. Sementara tim Thailand diperkuat Kittipong Wachiramanowong, Weerapat Doakmaiklee, Sonchat Ratiwatana, dan Sanchai Ratiwatana.

Christo, demikian Christoper biasa disapa, sekarang menempati peringkat 668 dunia. Tiga petenis Indonesia berperingkat di atas 1.000. Sementara lawannya Kittipong memiliki peringkat tertinggi, yaitu urutan 459 dunia.

Doakmaiklee di posisi 710 dunia, sedangkan kakak-adik Sonchat dan Sanchai Ratiwatana menempati peeringkat dunia ganda 97.

Diingatkan oleh Dedy bahwa regu tamu Thailand memiliki peringkat lebih baik dan memiliki ganda kakak-adik yang sangat kuat. Namun, dia menambahkan bahwa para pemain Indonesia jangan terpengaruh oleh hal tersebut.

"Jangan membangun status atau kekuatan pemain lawan, misalnya ganda Thailand yang dikesankan oleh banyak orang bakal sulit ditaklukkan. Dalam olahraga tenis kemungkinan yang terjadi dalam suatu pertandingan sangat banyak."

"Dapat saja pemain yang hebat mendadak keseleo dan akhirnya kalah. Jadi yang harus ditanamkan dalam diri pemain yaitu bagaimana supaya dia lapar bertanding dan lapar kemenangan, inilah tugas kapten tim," kata Deddy di Jakarta, Selasa.

Tim Indonesia akan dikapteni oleh Surya Wijaya dan Manajer tim Kresno Merdiko. Dalam pertandingan Piala Davis, menurut Deddy, peran manajer tim ikut menentukan penampilan seorang petenis.

"Kapten tim harus dapat memberikan masukan yang jitu tentang apa yang harus dilakukan pemain dalam pertandingan, terutama pada saat-saat penting," papar Dedy.

Pelatih yang pernah menangani para pemain Indonesia tersebut menyarankan agar para pemain saat ini tidak diberi latihan yang terlalu berat. Dia melihat saat ini para pemain masih "digenjot" pagi dan sore, dan hal ini seharusnya tidak perlu.

Menjelang pertandingan saat ini, menurut dia, pemain hanya perlu diberi latihan ringan.

Menurut rencana pertandingan Indonesia melawan Thailand berlangsung dalam format best of five sets. Pertandingan berlangsung mulai pukul 16.00 WIB. Pada hari pertama (Jumat/9 Juli) berlangsung dua partai tunggal.

Kemudian hari kedua Sabtu (10 Juli) dilangsungkan satu partai ganda dan pada hari ketiga Minggu (11 Juli) kembali ditampilkan dua partai tunggal disilang.

Menurut Deddy, Christo harus dapat mencuri poin pertama pada pertandingan perdana melawan pemain tunggal kedua Thailand, Doakmaiklee.

Hal ini sangat penting untuk membangun kepercayaan diri tim Indonesia. Christo juga diharapkan dapat meraih satu poin lagi pada pertandingan tunggal hari ketiga melawan Kittipong.

Bila hal ini terjadi akan membuka peluang bagi tunggal kedua Indonesia, Sunu Wahyu, mengambil satu poin dari tunggal kedua Thailand, Doakmaiklee, ujar Deddy.

"Kemungkinan ini dapat saja terjadi karena Christo baru saja mengalahkan Kittipong pada turnamen futures di Malaysia," Deddy menjelaskan.

Deddy hanya menyayangkan pertandingan dilaksanakan di lapangan dengan permukaan keras flexi-pave. Menurut dia, Indonesia berpeluang lebih besar jika pertandingan dilakukan di lapangan gravel atau tanah liat, karena para pemain Indonesia tumbuh dan berkembang di lapangan ini.

Peluang Imbang

Sementara itu Manajer Tim Indonesia, Kresno Merdiko, juga berpendapat peluang tim Indonesia melawan thailand masih berimbang. Menurut dia, Thailand memiliki pemain dengan kualitas yang tidak jauh berbeda dengan Indonesia.

"Saya lihat Thailand sangat kuat pada nomor ganda, sementara pada nomor tunggal kekuatan kita dan Thailand sama-sama. Saya hanya agak khawatir dengan kondisi fisik para pemain, karena pertandingan berlangsung dalam format best of five sets," kata Merdiko.

Dalam format tersebut pemain harus memenangkan tiga dari lima set. Pertandingan dengan format ini diakui Merdiko sangat menguras tenaga pemain. "Apalagi bermain membela negara beban mental yang ditanggung lebih tinggi ketimbang bermain atas nama sendiri. Dengan beban mental yang tinggi pemain akan mudah lelah bila tidak dapat mengatur irama permainan," tambah Merdiko.

Tentang kemenangan Christo atas tunggak pertama Thailand, Kittipong, di Malaysia, Merdiko menyatakan hasil ini sangat bagus. Namun, dia segera menambahkan bahwa pertandingan pada turnamen futures di Malaysia berlangsung dalam format the best of three sets, bukan best of five.

"Kita lihat nanti kalau terjadi rubber set, karena di sinilah fisik para pemain kita diuji," tutur Merdiko.

(PSO-133/A020/S026)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010