Padang (ANTARA News) - Pakar Ekonomi dari Universitas Andalas (Unand) Prof Elfindri, mengatakan bahwa Indonesia adalah sasaran pasar bagi negara yang tergabung dalam kelompok G-20.

"Karenanya, Pemerintah RI mesti ikut memikirkan bagaimana menerbitkan regulasi bersama, yang sama menguntungkan bagi semua pihak," kata Elfindri di Padang, Rabu.

Ia mengatakan itu terkait Forum Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) kelompok negara ekonomi maju dan berkembang (G-20), bersidang di Toronto, Kanada akhir Juni 2010.

Pada kesempatan itu Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono menghadiri pertemuan penting tersebut, sekaligus menunjukkan bahwa Indonesia sebagai wakil di Asia Tenggara telah membuktikan diri ikut ambil bagian memainkan peran aktifnya guna memperkuat percaturan ekonomi dunia.

Menurut Elfindri, regulasi baru itu sangat diperlukan sebab jika Indonesia tidak mengatur regulasi itu maka sama artinya Indoensia kembali menjadi negara jajahan baru.

"Saya memang belum tahu tentang regulasi apa yang tepat, akan tetapi mesti diagendakan bersama apa yang akan menghalangi terwujudnya G-20 tersebut," katanya.

Hanya, kata dia, yang cukup penting di atur dengan regulasi bersama itu adalah alih teknologi.

Keikutsertaan Indonesia dalam KTT G-20, tambahnya, tentu memiliki dampak positif bagi perekonomian yakni secara teknis potensi ekonomi Indonesia memang dinilai cukup baik.
(T.F011/P003)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2010