Aden, Yaman (ANTARA News/AFP) - Polisi Yaman hari Rabu melepaskan tembakan ke arah pemrotes di kota wilayah selatan, Aden, menewaskan dua warga sipil dan mencederai dua orang pada "hari kemarahan" yang diadakan oleh separatis, kata beberapa petugas medis.

Polisi menembakkan peluru dan gas air mata untuk membubarkan ratusan pendukung Gerakan Selatan, kata beberapa saksi. Petugas medis di sebuah rumah sakit kota sebelumnya mengatakan bahwa seorang warga sipil tewas dan tiga lain cedera, namun salah seorang korban yang terluka kemudian juga tewas.

Separatis Gerakan Selatan menyeru penduduk untuk memperingati "hari amarah" di Aden yang dipatroli ketat oleh pasukan pada peringatan tahun ke-16 kota pelabuhan selatan itu dikuasai oleh pasukan utara setelah perang saudara singkat.

Kelompok itu juga mendesak pendukung mereka menghadiri pemakaman seorang warga Aden, Ahmed Mohammed Darwish, yang tewas Jumat lalu di penjara di bekas ibukota Yaman Selatan itu.

Demonstran berpawai dari sebuah tenda tempat keluarga korban menerima bela-sungkawa menuju sebuah rumah sakit pemerintah untuk mengambil mayat Darwish, ketika bentrokan meletus dengan polisi, kata beberapa saksi.

Massa, yang berjumlah sekitar 300 orang, membawa foto Darwish dan meneriakkan "revolusi, revolusi selatan".

"Pasukan keamanan menangkap enam pemrotes setelah melepaskan tembakan ke arah kami dan membubarkan demonstrasi kami," kata satu sumber Gerakan Selatan kepada AFP.

Darwish tewas sehari setelah ia ditahan bersama puluhan orang setelah serangan Al-Qaeda terhadap markas intelijen di kota itu pada 19 Juni.

Rabu, sejumlah kendaraan lapis baja ditempatkan di Aden di tengah pengamanan ketat, sementara militer menutup distrik Khor Maksar tempat demonstrasi itu diadakan.

Gerakan Selatan adalah koalisi dari sejumlah kelompok dengan tuntutan-tuntutan mulai dari perbaikan ekonomi dan sosial hingga kemerdekaan penuh wilayah-wilayah eks-Yaman Selatan.

Yaman meningkatkan langkah-langkah pengamanan setelah mereka menuduh Al-Qaeda mendalangi serangan pada 19 Juni terhadap markas intelijen di kota wilayah selatan, Aden, yang menewaskan 11 orang. Mereka yang tewas terdiri dari tujuh personel militer, tiga wanita dan seorang anak.

Puluhan orang yang diduga terkait dengan serangan itu telah ditangkap.

Serangan mematikan itu tampaknya dimaksudkan untuk membebaskan tahanan, namun pihak berwenang mengatakan bahwa tidak ada tahanan di dalam bangunan tersebut pada saat itu.

Situs berita kementerian pertahanan mengumumkan penangkapan dalang serangan Al-Qaeda terhadap markas intelijen itu dan mengidentifikasi tersangka sebagai Goudol Mohammed Ali Naji.

Yaman adalah negara leluhur pemimpin Al-Qaeda Osama bin Laden dan hingga kini masih menghadapi kekerasan separatis di wilayah utara dan selatan.

Yaman Utara dan Yaman Selatan secara resmi bersatu membentuk Republik Yaman pada 1990 namun banyak pihak di wilayah selatan, yang menjadi tempat sebagian besar minyak Yaman, mengatakan bahwa orang utara menggunakan penyatuan itu untuk menguasai sumber-sumber alam dan mendiskriminasi mereka.

Presiden Yaman Ali Abdullah Saleh telah mendesak rakyat Yaman tidak mendengarkan seruan-seruan pemisahan diri, yang katanya sama dengan pengkhianatan.

Negara-negara Barat dan Arab Saudi, tetangga Yaman, khawatir negara itu akan gagal dan Al-Qaeda memanfaatkan kekacauan yang terjadi untuk memperkuat cengkeraman mereka di negara Arab miskin itu dan mengubahnya menjadi tempat peluncuran untuk serangan-serangan lebih lanjut.

Yaman menjadi sorotan dunia ketika sayap regional Al-Qaeda AQAP menyatakan mendalangi serangan bom gagal terhadap pesawat penumpang AS pada Hari Natal.

AQAP menyatakan pada akhir Desember, mereka memberi tersangka warga Nigeria "alat yang secara teknis canggih" dan mengatakan kepada orang-orang AS bahwa serangan lebih lanjut akan dilakukan.

Para analis khawatir bahwa Yaman akan runtuh akibat pemberontakan Syiah di wilayah utara, gerakan separatis di wilayah selatan dan serangan-serangan Al-Qaeda. Negara miskin itu berbatasan dengan Arab Saudi, negara pengekspor minyak terbesar dunia.

Sanaa menyatakan, pasukan Yaman membunuh puluhan anggota Al-Qaeda dalam dua serangan pada Desember.

Kedutaan Besar Inggris di Sanaa juga menjadi sasaran rencana serangan bunuh diri Al-Qaeda yang digagalkan aparat keamanan Yaman pada pertengahan Desember.

Sebuah sel Al-Qaeda yang dihancurkan di Arhab, 35 kilometer sebelah utara ibukota Yaman tersebut, "bertujuan menyusup dan meledakkan sasaran-sasaran yang mencakup Kedutaan Besar Inggris, kepentingan asing dan bangunan pemerintah", menurut sebuah pernyataan yang dipasang di situs 26Sep.net surat kabar kementerian pertahanan.

Selain separatisme, Yaman juga dilanda penculikan warga asing dalam beberapa tahun ini. (M014/K004)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010