London (ANTARA News) - Satu marinir Inggris tewas saat berjalan kaki meronda di daerah Afghanistan, yang akan ditinggalkan pasukan Inggris, kata pejabat militer Kerajaan Inggris pada Jumat.

Marinir itu dari Komando Marinir 40, dan tewas akibat ledakan pada Kamis di kebupaten Sangin, propinsi Helmand, Afghanistan selatan, kata Kementerian Pertahanan.

"Ia tewas sebagai marinir, dalam menjalankan tugas dan niat meningkatkan kehidupan warga di Sangin," kata juru bicara Letnan Kolonel James Carr-Smith. Keluarganya sudah diberitahu.

Inggris menugaskan sekitar 9.500 tentara untuk bertempur di Afghanistan, terutama di dan di sekitar provinsi Helmand di selatan, yang menjadi ajang sengit pertempuran di negara itu.

Kematian itu menjadikan 314 jumlah tentara Inggris tewas di Afghanistan sejak 2001.

Sejumlah 101 tentara Inggris tewas di Sangin.

Kendali daerah itu akan diserahkan kepada pasukan Amerika Serikat pada akhir tahun ini.

Kematian itu menjadikan 342 jumlah tentara asing tewas di Afghanistan sepanjang tahun ini, kata angka kantor berita Prancis AFP berdasarkan atas hitungan laman mandiri icasualties.org. Jumlah tersebut pada tahun lalu tercatat 520 orang.

Amerika Serikat dan persekutuan pertahanan Atlantik utara NATO memiliki 140.000 tentara di Afghanistan untuk melawan pejuang, dengan 10.000 lagi digelar pada beberapa pekan mendatang, berpusat di propinsi selatan, Helmand dan Kandahar, medan tempur tersengit.

Taliban pada Rabu menyatakan bertanggung jawab atas rencana penarikan pasukan Inggris dari wilayah Afghanistan selatan dan memperingatkan pasukan Amerika Serikat, yang mengambil alih kendali atas wilayah itu, akan menghadapi nasib serupa.

Pasukan Inggris akan menyerahkan pengawasan wilayah bergolak Samin, Helmand, kepada pasukan Amerika Serikat pada ahir tahun ini, kata Menteri Pertahanan Inggris Liam Fox pada Rabu.

Taliban, yang mengobarkan perang terhadap pasukan asing di Afghanistan, menyatakan pasukan Inggris ditarik akibat tekanan serangan pejuang.

"Itu merupakan awal dari kekalahan pasukan Inggris di Afghanistan," kata juru bicara Taliban Yousuf Ahmadi, yang membacakan pernyataan Mullah Omar, pemimpin kelompok gerilya tersebut.

"Kami mengalahkan mereka di Sangin. Mereka akan segera dikalahkan di wilayah lain Afghanistan," tambah Ahmadi melalui telepon dari tempat dirahasiakan.

Ia menyatakan pasukan Amerika Serikat, yang mengambil alih kendali atas wilayah itu dari pasukan Inggris, akan menghadapi nasib sama. "Kami juga akan mengalahkan orang Amerika di sana," katanya.

Pasukan Inggris mengalami kekalahan terbesar di Sangin, tempat hampir 100 prajuritnya tewas di kota pasar itu dan daerah sekitarnya atau hampir sepertiga dari seluruh korban asal Inggris sejak tentara negara itu terlibat dalam perang di Afghanistan pada 2001.

Pengumuman Inggris mengenai rencana penarikan pasukan itu disampaikan di tengah peningkatan jumlah prajurit asing tewas di Afghanistan.

Pemerintah gabungan baru di London menjadikan perang di Afghanistan kebijakan utama politik luar negerinya.

Namun, dengan Inggris menghadapi kesulitan anggaran, pemerintah Perdana Menteri David Cameron ingin mengurangi biaya di Kementerian Pertahanan sampai sedikitnya 25 persen, meskipun telah berikrar menambah dukungan tentara.

Taliban, yang memerintah Afghanistan sejak 1996, mengobarkan perlawanan sejak digulingkan dari kekuasaan di negara itu oleh serbuan pimpinan Amerika Serikat pada 2001, karena menolak menyerahkan pemimpin Alqaida Osama bin Ladin, yang dituduh bertanggung jawab atas serangan di wilayah negara adidaya itu, yang menewaskan sekitar 3.000 orang pada 11 September 2001.
(Uu.AFP/B002/H-AK/P003)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2010