Jakarta (ANTARA News) - Kepala Badan Pengurus Setara Institute, Hendardi mengatakan tindakan pengeroyokan terhadap aktivisi Indonesia Corruption Watch (ICW), Tama Satya Langkun, bukan kasus kekerasan biasa.

"Ini kasus serius, jadi tidak bisa dianggap kriminal biasa", kata Hendardi di Jakarta, Jumat.

Hendardi menuturkan pihak Kepolisian harus melihat kasus ini bukan tindakan kriminal biasa karena kronologi peristiwa menunjukkan ada upaya sistematis untuk menyerang korban.

Setara Institute mengutuk keras tindakan penganiayaan terhadap aktivis ICW itu dan mendesak polisi cepat mengungkap pelaku pengeroyokan Tama.

Selain harus mengungkap pelaku pengeroyokan dan membawa hingga ke proses peradilan, Polri harus mampu mengklarifikasi peristiwa penganiayaan aktivis ICW dan pelemparan bom molotov ke kantor Tempo.

"Siapapun sangat mudah mengaitkan dua peristiwa itu dengan Polri," tutur Hendardi.

Hendardi menambahkan wajib bagi Polri menegaskan bahwa institusinya tidak terlibat pada kasus penganiayaan Tama dan pelemparan molotov itu.

Penegasan itu dengan cara mengungkap pelaku teror Tempo dan aktivis ICW, serta menangani secara akuntabel dugaan rekening besar milik sejumlah perwira dan berbagai kasus pada tubuh Polri.

Sebelumnya, beberapa orang tidak dikenal melakukan penyerangan terhadap Tama dan temannya, Khadafi di sekitar Duren Tiga, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Kamis sekitar pukul 03.30 WIB.

Tama dan Khadafi yang menumpang sepeda motor, dipepet sebuah kendaraan roda empat dan roda dua, kemudian pelaku menganiaya keduanya hingga terluka.

Tama tercatat sebagai anggota ICW yang mengungkapkan rekening besar milik sejumlah perwira tinggi Mabes Polri kepada Satuan Tugas Pemberantasan Mafia Kasus dan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
(T.T014/P003)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2010