Jakarta (ANTARA News) - TR, salah seorang saksi penganiayaan terhadap aktivis Indonesia Corruption Watch (ICW) Tama Satya Langkun (25), menampakkan diri di Rumah Sakit Asri Jalan Duren Tiga Jakarta, Sabtu.

"Saya datang untuk komplain dengan Tama terkait dengan sketsa wajah saya yang ada di kepolisian," kata TR.

Saat bertemu dengan beberapa wartawan di Cilandak Town Square, Sabtu malam, TR yang berperawakan tegap, rambut cepak, dan berkulit gelap itu mengaku keberatan jika dirinya dikait-kaitkan dengan para pengeroyok Tama.

"Saat kejadian pemukulan Tama, saya memang kebetulan ada di lokasi karena mobil Avanza saya melintas di kawasan Duren Tiga dari arah Buncit," ujarnya.

TR mengatakan komplain terhadap Tama yang mengiranya bagian dari para pelaku yang melakukan pengeroyokan pada Kamis dini hari (8/7).

"Saya hanya melihat ada empat orang pelaku memiliki perawakan besar memukul Tama dan mereka menggunakan dua motor, dimana salah satunya membawa senjata samurai, kelihatannya orang yang terlatih," katanya.

TR mengungkapkan bahwa dirinya yang saat itu berada di dalam mobil, berjarak kira-kira hanya satu meter dari tempat terjadinya pemukulan.

"Saya tidak berani turun untuk membantu, karena saya pikir itu urusan orang lain," kata TR.

TR sudah diperiksa oleh anggota Polres Jakarta Selatan di suatu tempat selama empat jam untuk dimintai keterangan.

"Saya kaget juga wajah saya masuk dalam sketsa di kepolisian, setelah satu petugas keamanan Rumah Sakit Asri yang kenal saya memberitahukan hal itu," katanya.

TR menambahkan bahwa setelah kejadian mau mengantar Tama ke rumah sakit.

Tama jadi korban penganiayaan yang dilakukan oleh empat orang tidak dikenal dan sekarang masih dirawat di lantai dua ruang 206 rumah sakit (RS) Asri Jl Duren Tiga dan mengalami tiga luka pada bagian kepala dan harus dijahit sebanyak 29 jahitan.

Selain luka di kepala ada juga luka memar di leher, tangan kanan, dan beberapa bagian tubuh lainnya, sementara luka lainnya adalah luka akibat terjatuh dari sepeda motor yang dikendarai dan ditabrak pelaku.

Tama merupakan aktivis ICW yang melaporkan adanya rekening gendut milik beberapa perwira polisi, kepada Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

(ANT/S026)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010