Solo (ANTARA News) - Kolaborasi musik Indonesia dengan Timur Tengah yang dibawakan oleh grup musik Krakatau dan seniman musik Yordania, Kamal Mussalam menutup acara "Solo International Contemporary Ethnic Music" (SIEM) 2010 di Stadion R. Maladi Kota Solo, Jawa Tengah, Senin dini hari (12/7).

Dalam acara yang dimulai sejak Minggu (11/7) pukul 21:00 WIB, seniman-seniman dari dua negara tersebut memainkan enam buah lagu, seperti Bubuka, Genjreng Party, Kembang Tembaga, Tugu Heger, Rythm of Re, Solo Oud, dan Spirit of Solo.

Kelompok musik Indonesia dan seniman Yordania tersebut menunjukkan bahwa musik bersifat universal dengan permainan musik secara atraktif serta kaya akan warna.

Sayangnya, karena terlalu larut malam, jumlah penonton yang mengapresiasi kolaborasi antara Kamal dengan Krakatau yang dipimpin Dwiki Darmawan tidak sebanyak pada empat penampil sebelumnya, hanya setengah dari sekitar 5.000 penonton yang sebelumnya ada di lokasi acara tersebut.

Meskipun begitu, kolaborasi tersebut tetap mendapatkan aplaus yang meriah dari penonton yang tersisa karena penampilan memukau mereka melalui perpaduan antara musik elektrik, gitar oud atau gambis, gamelan, serta sejumlah alat musik daerah lainnya di Indonesia.

Sementara itu, grup kesenian Sahuni yang menjadi penampil pertama pada hari kelima SIEM 2010 sukses membuka acara dengan menyuguhkan kesenian musik khas Banyuwangi, Jawa Timur yang juga menampilkan tarian khas daerah tersebut.

Dalam penampilan mereka tersebut, Sahuni membawa pesan bahwa perilaku manusia pada proses pembangunan globalisasi juga bisa menjadi penyebab bencana-bencana yang belakangan ini terjadi di Indonesia.

Pada giliran kedua, grup musik Singapura, Orkestar Trio juga tak kalah memukau dengan perpaduan musik elektro dengan musik khas Melayu.

Dengan nada yang penuh semangat, grup musik yang pernah tampil disejumlah negara, seperti Indonesia, Cina, Yunani, Italia, dan Turki tersebut, berhasil mengajak sekitar 5.000 penonton bertepuk tangan mengikuti musik mereka.

Usai penampilan Orkestar Trio, grup musik Indonesia, Bandanaira yang digawangi oleh penyanyi Lea Simanjuntak juga menunjukkan sebagai bintang tamu yang layak untuk diundang dengan menampilkan perpaduan musik modern dengan sentuhan tradisional.

Penonton yang sejak awal dipuaskan dengan dua penampil sebelumnya kembali berpartisipasi dengan ikut melantunkan lagu-lagu perjuangan yang dimainkan Bandanaira, seperti Sepasang Mata Bola, Cinta Indonesia, Tanah Air Beta, serta Kapten Mayor.

Sebagai penampil yang keempat, grup musik Darno dari Banyumas, Jawa Tengah, memberikan suguhan yang tak kalah atraktif dengan menyuguhkan permainan musik etnik khas Banyumas, seperti gandalia, calung, dan kentongan.

Pada hari kelima SIEM 2010 ini, pertunjukan sempat tertunda karena hujan deras yang mengguyur Kota Solo. Pertunjukan yang seharusnya dimulai pukul 20:00 ditunda hingga pukul 21:30 WIB.

Tahun ini menjadi penyelenggarakan yang ketiga dari Solo International Contemporary Ethnic Music, dan pada penyelenggaraan keempat akan diadakan pada 2012.  (Ant/K004)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010