Sanaa (ANTARA News/Reuters) - Pemerintah Yaman menangkap delapan tersangka pejuang Alqaida, termasuk warga pelarian Saudi, yang dituduh merencanakan serangan terhadap sarana keamanan, kata kementerian pertahanan pada Minggu.

Penangkapan itu terjadi beberapa hari setelah dua tersangka anggota sel Alqaida yang sama ditahan menyusul penggerebekan atas rumah di provinsi Hadramaut yang terpencil, yang memicu bentrokan dengan korban tiga tentara tewas.

"Dua unsur Alqaida ditangkap dalam penggerebekan terhadap rumah, tempat anggota sel bersembunyi dan delapan lagi ditangkap pada beberapa hari berikutnya," kata koran maya kementerian itu.

Yaman, tetangga penghasil terbesar minyak Arab Saudi, meningkatkan keprihatinan keamanan Barat sesudah sayap Alqaida di Yaman menyatakan bertanggung jawab atas upaya gagal membom pesawat dengan tujuan Amerika Serikat pada Desember.

Sekutu Yaman, Barat dan Saudi, ingin Sanaa, yang juga mencoba mengadakan gencatan senjata dengan pemberontak Syiah di utara dan memadamkan perlawanan di selatan, menyelesaikan kemelut dalam negerinya dan menggalang kekuatan, sehingga dapat memusatkan perhatian pada pertempuran dengan Alqaida.

Yaman meningkatkan pemberantasannya atas Alqaida pada tahun ini dan meningkatkan keamanan setelah menuduh jaringan itu melancarkan serangan pada 19 Juni atas bangunan sandi polisi di Aden, kota selatan, yang menewaskan 11 orang.

Yang berwenang menyatakan serangan itu dilakukan Alqaida.

Pejabat keamanan menyatakan kelompok yang ditangkap di Hadramaut itu dituduh menyiapkan serangan terhadap perangkat keamanan dan sarana penting lain di provinsi timur, tapi tidak menyebut sasaran khasnya.

Kementerian pertahanan menyebut warga Saudi yang tertangkap itu adalah Abdullah Mohamed Mahmoud Faraj Jawbar, berada di daftar 85 warga Saudi yang dicari Riyadh.

Ditambahkannya bahwa pemerintah menemukan sabuk bom jibaku dalam penggerebekan atas rumah pada sepekan lalu itu.

Yaman adalah tanah air leluhur pemimpin Alqaida Osama bin Ladin dan menjadi sasaran beberapa serangan, yang dilakukan kelompok itu, atas kantor asing, loka wisata dan sarana perminyakan.

Pengulas kuatir Yaman runtuh akibat perlawanan Syiah di utara, gerakan pembangkangan di selatan dan serangan Alqaida.

Negara Barat dan Arab Saudi, tetangga Yaman, kuatir negara itu gagal dan Alqaida memanfaatkan kekacauannya untuk memperkuat cengkeraman mereka di negara miskin Arab itu dan mengubahnya menjadi tempat peluncuran serangan.

Yaman menjadi sorotan dunia ketika sayap kawasan semenanjung Arab Alqaida AQAP menyatakan mendalangi serangan bom gagal terhadap pesawat penumpang Amerika Serikat pada Natal.

AQAP pada akhir Desember 2009 itu menyatakan memberi tersangka warga Nigeria "alat canggih" dan mengatakan kepada orang Amerika Serikat bahwa serangan lebih lanjut akan dilakukan.

Yaman Utara dan Yaman Selatan secara resmi bersatu membentuk Republik Yaman pada 1990, namun banyak pihak di wilayah selatan, yang menjadi tempat sebagian besar minyak Yaman, menyatakan pihak utara menggunakan penyatuan itu untuk menguasai sumber alam dan mengabaikan mereka.

Presiden Yaman Ali Abdullah Saleh mendesak rakyat Yaman tidak mendengarkan seruan pemisahan diri, yang dikatakannya sama dengan penghianatan terhadap negara.

Yaman juga dilanda penculikan warga asing dalam beberapa tahun belakangan. (B002/K004)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010