Depok (ANTARA News) - Program infotainmen di televisi memiliki keterkaitan dengan kekuasaan dan menjadi tempat pertarungan berbagai kepentingan, demikian disertasi Mulharnetti Syas dalam promosi doktor pada Departemen Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia.

Acara promosi doktor tersebut akan berlangsung Selasa esok di Gedung FISIP UI Depok dan diketuai oleh Prof. Dr. Ilya Revianti S.

Siaran pers UI, Senin, menyebutkan disertasi Mulharnetti Syas berjudul "Relasi Kekuasaan dalam Budaya Industri Televisi di Indonesia" itu mengkaji proses produksi program infotainmen pada industri televisi Indonesia.

Penelitian ini mengamati segala yang terjadi dan menganalis fenomena proses produksi program infotainmen dalam kaitannya dengan relasi kekuasaan, pertarungan kepentingan, dan etika kapitalisme dalam budaya industri televisi di Indonesia.

Adanya relasi kekuasaan dalam industri televisi Indonesia pada program infotainmen menunjukkan ada pertarungan kepentingan antara praktisi infotainmen, selebritas, pemilik televisi, pemasang iklan, negara, pasar, dan masyarakat sipil.

Penelitian Mulharnetti menyimpulkan relasi kekuasaan dan industri televisi menyebabkan program infotainmen menjadi produk budaya popular dan berbentuk program gossip yang tidak mematuhi Kode Etik Jurnalistik.

Pada Selasa itu juga FISIP UI juga menggelar sidang promosi doktor Mohammad Nasih dari Departemen Ilmu Politik.

Staf ahli bidang politik di DPR RI itu mengusung disertasi bertema "Dinamika Antara Islam dan Nasionalisme di Turki dan Indonesia (1985-2010)".

Menurut dia, seperti dirilis humas UI, dinamika Islam dan nasionalisme di Turki dan Indonesia terjadi karena adanya perspektif yang mendikotomikan Islam dengan nasionalisme.

Islam dipandang sebagai nilai-nilai yang bersumber dari Tuhan dan bersifat sakral, sedangkan nasionalisme dianggap konsensus sehingga bersifat profane atau sekuler, terlebih kelahirannya dipicu perlawanan terhadap praktik sistem religio-politik integralisme Katolik di abad pertengahan.

Dalam penelitiannya ia menemukan bahwa dinamika Islam dan nasionalisme di Turki dan Indonesia terjadi dalam organisasi-organisasi masyarakat sipil, partai-partai politik, dan lembaga-lembaga negara/pemerintahan. (*)
ANT/AR09

Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2010