Biak (ANTARA News) - Kehadiran kapal perintis di pelabuhan Kabupaten Biak Numfor sangat membantu kebutuhan transportasi bagi masyarakat pedalaman pesisir di Provinsi Papua dan Papua Barat, khususnya untuk kebutuhan bahan pokok warga setempat.

Operator kapal perintis Biak Sem Swabra di Biak, Rabu mengakui, sejumlah kapal perintis yang beroperasi di Biak seperti Bintang 23, Papua satu, Jaap Wairon serta kapal feri menjadi primadona sarana transportasi laut bagi masyarakat pesisir pantai Papua dan Papua Barat.

Angkutan penumpang kapal perintis setiap keberangkatan emmuat berkisar 150 -300 orang dengan tujuan ke berbagai daerah pedalaman pesisir Papua, seperti pulau Mapia,Wapoga,Numfor hingga Wasior, kabupaten Teluk Wondama Provinsi Papua Barat, ungkap Swabra.

Ia mengakui, biaya angkutan kapal perintis yang dikenakan kepada setiap penumpang tergolong sangat murah disesuaikan dengan tujuan penumpang bersangkutan.

Berdasarkan tarif angkutan kapal perintis, lanjut Swabra, untuk jarak terdekat berkisar Rp30 ribu/orang sementara untuk tujuan jauh seperti pulau Wasior, Papua Barat mencapai Rp60 ribu/penumpang.

Angkutan kapal perintis sangat murah karena ketersediaan jalur ini diberikan subsidi pemerintah melalui kementerian perhubungan,ungkap Swabra menanggapi keberadaan kapal perintis.

Ia berharap, penumpang kapal perintis yang berpergian diminta harus membeli tiket kapal yang disediakan pihak perusahaan maupun agen perjalanan kapal perintis di kabupaten Biak Numfor.

Setiap penumpang sebelum naik kapal perintis diharapkan segera membeli tiket kapal sesuai harga yang ditetapkan sehingga memberikan kenyamanan selama berpergian ke tempat tujuan penumpang ke berbagai daerah di Papua dan Papua Barat ,imbuh Swabra.

Keberadaan kapal perintis selain mengangkut penumpang juga digunakan sebagai sarana transportasi untuk memasok kebutuhan bahan pokok maupun membantu pemasaran hasil kebun masyarakat di pedalaman pantai Papua dan Papua Barat. (M039/K004)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010