Baghdad (ANTARA News) - Amerika Serikat telah menyerahkan puluhan pekas pejabat pemerintah Saddam Hussein yang ditahan, termasuk salah seorang yang wajahnya sangat dikenal, bekas menteri luar negeri Tareq Aziz.

Penyerahan itu merupakan bagian dari perjanjian keamanan yang ditandatangani pada 2008 berdasar mana militer AS setuju untuk berhenti melakukan penangkapan, menyerahkan pusat tahanannya yang tersisa dan mundur sepenuhnya dari Irak pada akhir 2011.

Pengalihan resmi pusat tahanan terakhir AS di Irak itu -- Kamp Cropper di dekat bandara Baghdad --, menurut seorang pejabat, Rabu, berlangsung Kamis.

Aziz, 74, juga menjabat sebagai wakil perdana menteri di bawah Saddam. Ia menyerahkan dirinya kepada tentara AS pada April 2003, dua pekan setelah pemerintah bekas pemimpin Irak itu berakhir akibat serangan pimpinan AS.

Ia menonjol terutama pada saat konflik Irak dengan Iran dari 1980 hingga 1988, membantu untuk memperoleh dukungan AS dan untuk menempa hubungan ekonomi yang kuat dengan Uni Soviet. Ia juga jurubicara yang menonjol bagi Saddam menjelang invasi 2003.

"Aziz termasuk di antara 26 anggota rezim masa lalu yang telah kami terima (dari AS) pada hari sebelum kemarin," kata Wakil Menteri Kehakiman Busho Ibrahim, wakil menteri senior yangg mengurusi penjara Irak.

Menurut Ibrahim, sejumlah pejabat lain dari pemerintah Saddam telah diserahkan sebelumnya, menjadikan jumlah seluruhnya 55 orang, tapi seorang sejak itu telah dibebaskan.

Sekitar 1.600 orang yang telah ditahan oleh pasukan AS dan dituduh berperang untuk kelompok gerilyawan Islam Sunni atau milisi Syiah akan diserahkan ke pengawasan Irak, Kamis, ketika Kamp Cropper diserahkan, jelasnya.

Khawatir

Penutupan Kamp Cropper akan mengakhiri satu babak kontroversial dalam pendudukan AS atas Irak. Ribuan warga Irak telah ditahan oleh pasukan AS, sebagian besar dari mereka tanpa tuduhan, selama berbulan-bulan dan bahkan bertahun-tahun.

Pengungkapan pada 2004 bahwa sipir penjara AS telah memperlakukan dengan kasar dan mempermalukan secara seksual sejumlah tahanan di penjara Abu Ghraib di pinggiran kota Baghdad telah memancing teriakan banyak orang Irak dan mungkin telah menyumbang pada perlawanan yang meningkat pada waktu itu.

Aziz dihukum pada Maret 2009 karena perannya dalam pembunuhan puluhan pedagang karena mematahkan kendali harga oleh negara pada 1992.

Pengacaranya yang berkantor di Amman, Badie Arif, mengatakan ia mengkhawatirkan hidup kliennya di tangan pemerintah Irak dan ia merencanakan untuk meminta Vatikan agar meminta pengampunan atas namanya. Aziz adalah seorang Kristen Khaldea dan menderita karena kondisi jantungnya.

"Aziz mengatakan pada saya ia yakin mereka akan membunuhnya karena ia tahu begitu banyak informasi," kata Arif melalui telpon. "Ia mengatakan`mereka akan membunuh saya secara langsung atau tidak langsung, dengan mencegah saya memperoleh pengobatan atau dengan menaruh racun dalam makanan saya`."

Menurut militer AS, mereka akan tetap menahan delapan bekas rekan Saddam atas permintaan pemerintah Irak.

Arif menyatakan, mereka itu termasuk bekas menteri pertahanan Sultan Hashim, saudara tiri Sadam, Sabawi Ibrahim al-Hassan dan Wathan Ibrahim al-Hassan, bekas kepala staf militer Hussein Rashid dan seorang bekas pejabat penting partai Baath Abdul Ghani Abdul Ghafur. Semuanya telah dijatuhi hukuman mati.

Saddam sendiri telah dieksekusi pada Desember 2006 setelah dihukum karena kejahatan terhadap kemanusiaan karena pembunuhan 148 pria dewasa dan anak laki-laki Syiah setelah upaya untuk membunuhnya pada 1982.

Reuters/S008/B002

Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2010