Surabaya (ANTARA News) - Di Surabaya kini ada satu alat kesehatan yang bisa membantu mengatasi kadar glukosa pada penderita kencing manis (diabetes melitus), yakni curesonic.

Alat itu telah dibuktikan melalui penelitian yang dilakukan Laboratorium Biofisika, Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Airlangga, Surabaya, Jawa Timur.

Tim peneliti yang diketuai Prof Dr Ir Suhariningsih, melakukan penelitian terhadap manfaat terapi beda potensial listrik frekuensi tinggi dengan menggunakan curesonic berbentuk matras.

"Rahasia dari curesonic terletak pada teknologi serat tourmaline yang memiliki sifat piezoelectric dan pyroelectric, serta serat ionwave yang dapat memancarkan sinar inframerah dan ion negatif," ujar Direktur Pemasaran PT Fortune Star Global Jakarta, Gogor Waseso Djojonegoro kepada wartawan di kampus C Unair, Jln. Raya Mulyorejo, Surabaya, Sabtu.

Validitas berupa matras ini untuk membantu proses penyembuhan penderita kencing manis telah dibuktikan dari penelitian Laboratorium Biofisika, Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Airlangga.

Untuk mendapatkan data klinis, penelitian dilakukan terhadap 30 pria berusia di atas 40 tahun dengan kondisi hipertensi sedang (tekanan darah sistole lebih dari 140 mmHg dan diastole lebih dari 90 mmHg) serta diabetes melitus (kadar gula darah puasa diatas 120 mg/dl dan dua jam setelah makan di atas 140 mg/dl).

"Penelitian menunjukkan pada subyek tersebut didapatkan perbaikan tekanan darah dan perbaikan kadar glukosa dalam darah," tuturnya.

Hal senada didapatkan melalui penelitian lanjutan oleh Ibrahim bin Sa?id, Dwi Winarni dan Suhariningsih. Penelitian dilakukan dengan menggunakan tikus mencit yang dimodifikasi pankreasnya sehingga menderita diabetes akut. Tikus yang diterapi dengan curesonic menunjukkan penurunan kadar gula darah signifikan.

"Hasil kajian ilmiah ini disampaikan pada seminar nasional Fisika II di Unair. Tak hanya pengguna yang membuktikan, tapi akademi juga mengakui manfaat dan efektifitas curesonic membantu penyembuhan penderita kencing manis," jelas Gogor.

Kegiatan ilmiah ini juga dihadiri Menteri Pendidikan Nasional Prof. Dr. M. Nuh, DEA yang membawakan topik mengenai Menuju Pendidikan Fisika Bertaraf Internasional Berbasis Excellence With Morality.

Hadir juga Prof. Dr. Ir. Suhariningsih, yang membawakan topik mengenai potensi biofisika dan complementary alternatives medicinine (CAM) dalam menunjang kemandirian bangsa Indonesia, acara juga diisi pembicara dari Universiti Teknologi Malaysia, yang membawakan topik mengenai Laser and Current Laser Research in UTM.

Selain itu, ada peneliti LIPI yang membawakan topik sintesa nanopartikel dan aplikasinya pada bidang biomaterial. Sedang materi teknologi beda potensial listrik, curesonic, dibawakan oleh Dr Ibrahim bin Sa?id. "Temuan baru ini diharapkan memberikan harapan baru bagi penderita kencing manis di Indonesia," papar dia.

Dijelaskan Gogor, perangkat ini sebenarnya mulai dipasarkan di Indonesia sejak tahun 2006 lalu. Perangkat untuk menormalkan metabolisme tubuh, khususnya bagi penderita kencing manis dan cukup banyak dipakai di sejumlah rumah sakit dan individu terkena kencing manis.

"Yang menarik, matras ini merupakan cara penyembuhan kencing manis dengan cara tidur atau istirahat. Padahal, berdasar pengalaman pengobatan konvensional, penderita diabetes tak boleh terus-menerus tidur dalam tempo panjang," katanya. (T.ANT-165/P003)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2010