Banjarmasin (ANTARA News) - Keluarga besar Hulu Sungai Utara (HSU) dan Pondok Pesantren Rasyidiah Khalidiah (Rakha) Amuntai, Kalimantan Selatan yang tinggal di Banjarmasin menggelar tahlilan untuk almarhum KH Idham Chalid.

Tahalilan menujuh hari atas meninggal dunia tokoh Banjar, Kalimantan Selatan (Kalsel) yang ketokohannya menasional itu, berlangsung di kediaman mantan anggota Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD RI), H. Ahmad Makkie, di Banjarmasin, Sabtu.

Dalam pengantarnya, tuan rumah yang juga keluaran Pondok Pesantren Rasyidiah Khalidiah (Rakha) atau Normal Islam Amuntai itu, mengatakan, tujuan peringatan tujuh hari meninggal dunia Idham Chalid, untuk mengenang jasa-jasa almarhum.

"Karena semasa hidup almarhum Idham Chalid cukup banyak berjasa, bukan saja untuk daerah Kalsel atau Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU), tapi juga bagi negara dan bangsa Indonesia tercinta," katanya.

Sebagai contoh dalam kegiatan sosial politik, almarhum banyak mengabdikan diri di Nahdatul Ulama (NU), baik ketika sebagai jami`ah maupun partai politik (parpol).

Begitu pula di pemerintahan atau terhadap bangsa dan negara, almarhum Idham Chalid pernah mendapat kepercayaan sebagai Wakil Perdana Menteri, Ketua MPR/DPR-RI, Ketua Dewan Pertimbangan Agung (DPA) serta Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat.

"Dengan acara tahlilan, yang disertai dengan do`a-do`a. Semoga almarhum mendapat tempat yang layak disisi Nya serta ganjaran berlipat ganda dari Allah Swt," lanjut mantan Bupati Tapin, Kalsel dua periode itu.

Pada pertemuan keluarga besar HSU dan Rakha itu, juga membicarakan bakal pengganti Ketua Pembina Yayasan Rakha Amuntai tersebut, yang selama ini dipegang almarhum Idham Chalid.

Namun dalam pertemuan tersebut belum sampai membicarakan orang atau siapa pengganti Ketua Pembina Yayasan Rakha, kecuali Ketua Yayasan itu, H. Syafriansyah, yang mantan anggota DPR RI dari Partai Persatuan Pembangunan, menyatakan, pengisian jabatan-jabatan lowong dalam yayasannya, perlu.

"Mengingat Rakha sebagai salah satu pondok pesantren tertua di Kalsel kini memiliki swekitar 4.000 santri, yang harus mendapatkan perhatian bersama, baik melalui Yayasan Rakha maupun dari pihak lain," tandasnya.

"Selain itu, sebelum meninggal dunianya almarhum Idham Chalid berpesan, agar Rakha terus dipertahankan dan dikembangkan hingga semakin maju," demikian Syafriansyah.

Tahlilan menujuh hari meninggal dunia KH. Idham Chalid itu, juga dihadiri Wakil Ketua Pembina Yayasan Rakha, HM. Said, mantan anggota DPD serta mantan Gubernur Kalsel dua periode dari Tahun 1985 sampai 1995, serta para pemuka agama Islam.***4***

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2010