Khartoum (ANTARA News) - Militer Sudan mengatakan, 75 orang tentara dan lebih dari 300 orang gerilyawan Gerakan Keadilan dan Persamaan tewas dalam bentrokan di Darfur dalam sepekan terakhir.

Jenderal Al-Tayeb Musbah Osman, komandan militer di wilayah barat Yaman yang dicabik perang, menyatakan, militer juga telah menangkap 86 orang gerilyawan JEM.

Dalam pernyataan yang diterima Kantor Berita SUNA Jumat malam, pihak militer tidak biasanya mengakui jumlah korban besar di pihaknya.

Menurut JEM, mereka telah terperangkap dalam pertempuran baru dengan militer, Selasa, atau sehari setelah Pengadilan Kriminal Internasinoal (ICC) mendakwa Presiden Sudan Omar Hassan al-Bashir melakukan genosida di Darfur.

Pada Maret 2009, ICC mengeluarkan surat perintah penangkapan Bashir yang didakwa melakukan kejahatan perang dan kejahatan kemanusiaan berkaitan dengan konflik Darfur itu.

JEM, kelompok pemberontak Darfur bersenjata, menolak ikut dalam pembicaraan damai di ibukota Qatar, Doha.

Kelompok pemberontak besar lainnya, Tentara Pembebasan Sudan (SLA) faksi Abdelwahid Nur, juga memboikot pembicaraan itu.

Mantan pemberontak wilayah selatan, Gerakan Pembebasan Rakyat Sudan (SPLM), Rabu, menawarkan diri untuk menengahi konflik antara pemerintah Khartoum dan kedua kelompok tersebut dalam upaya memecahkan kebuntuan.

Utusan khusus Pemerintah Amerika Serikat, Scott Gration, berada di Khartoum, Sabtu, membahas upaya mendorong proses perdamaian dengan para pejabat PBB dan Uni Afrika serta diplomat lainnya.

Darfur, wilayah kering sebesar Prancis, telah dilanda perang saudara sejak kelompok pemberontak etnik minoritas bangkit melawan pemerintah yang didominasi Arab pada 2003.

Sekitar 300.000 orang tewas dan 2,7 juta orang lainnya meninggalkan rumah-rumah mereka. Perkiraan PBB itu berbeda dengan versi Khartoum yang mencatat korban tewas hanya mencapai 10.000 orang.(*)

AFP/S008/R013

Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2010