Mentawai (ANTARA News) - Sebesar 6,6 persen dari 7.326 orang balita yang didata Dinas Kesehatan Kabupaten Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat, pada tahun 2009, mengalami gizi buruk.

Kepala Bidang Promosi Kesehatan (Promkes) Dinas Kesehatan Mentawai, Johni Masri, di Mentawai, Senin, menyebutkan, pada tahun 2009 Kabupaten Kepulauan Mentawai mempunyai balita sejumlah 7.326 orang.

"Diantaranya 5.245 orang atau 71,6 persen memiliki status gizi baik, 1.494 orang atau 20,4 persen, dengan status gizi kurang, kemudian 484 orang atau hanya 6,6 persen yang mengalami status gizi buruk," jelasnya.

Menurut Johni, terjadinya masalah status gizi kurang dan gizi buruk pada balita, lebih banyak disebabkan karena kurangnya asupan gizi yang memadai terhadap bayi-bayi tersebut.

Selain itu, kata dia, ketidaktahuan orangtua terhadap pengetahuan gizi juga menyebabkan banyaknya balita yang kurang asupan gizi.

Ia menjelaskan, pertumbuhan dan perkembangan balita dapat diketahui dengan berbagai cara, antara lain dari pemantauan melalui buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) yang tersedia di posyandu-posyandu atau puskesmas di seluruh kecamatan.

Selain itu, orang tua dapat mencari lebih banyak informasi terkait kebutuhan bayi akan gizi melalui pendekatan manajemen terpadu balita sakit (MTBS) dan manajemen terpadu balita muda (MTBM) serta lomba balita sehat yang rutin diadakan di tingkat desa dan puskesmas.

"Pemahaman ibu terhadap asupan gizi balitanya, harus ditingkatkan," katanya.

Menurutnya, seorang ibu wajib memberi ASI (air susu ibu) eksklusif kepada bayinya sejak bayi berumur 0-4 bulan. Kemudian dapat diberikan bubur susu. Saat umur bayi telah beranjak dua bulan, bayi sudah bisa diberi nasi Tim saring.

Ia melanjutkan, untuk dua bulan selanjutnya, bayi bisa diberi nasi Tim saja. Setelah bayi berusia setahun sudah bisa diberi makanan dewasa. Akan tetapi ASI tetap bisa diberikan.

"Ada baiknya bagi ibu menyusui anak hingga anak berusia dua tahun, karena ASI lebih menyehatkan bagi anak," katanya.

Ia menambahkan, pemahaman sederahana ini layaknya dipahami oleh setiap ibu agar mulai sejak ibu hamil, seorang ibu dapat mempersiapkan asupan gizi yang dibutuhkan bayi. (ANT143/K004)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010