Jenewa (ANTARA News/Reuters) - Aliran investasi asing langsung (FDI) dunia akan stabil tahun ini dan meningkat di 2011-12 karena penggabungan (merger) lintas batas oleh perusahaan multinasional yang terangkat oleh tumbuhnya kepercayaan bisnis, kata PBB.

FDI, tempat banyak negara berkembang bergantung untuk membiayai perekonomian mereka, akan meningkat menjadi 1,3-1,5 triliun dolar AS pada tahun 2011 dan 1,6-2,0 triliun dolar pada tahun 2012 dari 1,2 dolar tahun ini, kata Badan Urusan Perdagangan dan Pembangunan PBB (UNCTAD).

Arus masuk FDI turun 37 persen menjadi 1,11 triliun dolar pada 2009 setelah jatuh 16 persen pada tahun 2008 dan mencapai puncaknya pada 2007 dengan nilai 2,1 triliun dolar, menurut World Investment Report, yang dirilis UNCTAD, Kamis.

Pada kuartal pertama tahun ini, arus keluar FDI sekitar 20 persen lebih tinggi dari tahun sebelumnya, katanya.

"Setelah terjun bebas, pemulihan yang malu-malu dan tidak merata menuju jalan itu, berkat keuntungan perusahaan yang lebih baik dan perbaikan kondisi ekonomi dan keuangan."

Prospek pertumbuhan FDI masih penuh risiko dan ketidakpastian, termasuk pemulihan yang rapuh, katanya.

FDI mengacu pada investasi jangka panjang, seperti saham di perusahaan asing atau pembangunan pabrik untuk anak perusahaan, berbeda dengan investasi keuangan yang rapuh.


Kepercayaan multinasional

Pemulihan FDI terutama akan terjadi melalui maraknya merger dan akuisisi lintas-perbatasan (M & A) di mana restrukturisasi dan privatisasi menyelamatkan perusahaan dari krisis sambil menawarkan kesempatan, katanya.

Kesediaan perusahaan multinasional mengembangkan bisnisnya di luar negeri terlihat lebih kuat untuk 2011 dan 2012 dibandingkan tahun 2010, dengan keyakinan bisnis diuntungkan kondisi perekonomian yang terus membaik, keuntungan perusahaan, dan valuasi pasar saham yang terlihat pada tahun ini.

Laporan ini mencatat semakin besarnya peran perekonomian yang baru tumbuh, baik sebagai sumber dan tujuan untuk FDI.

China dan Rusia merupakan sumber FDI terbesar keenam dan ketujuh pada tahun 2009 dengan investasi masing-masing 48 miliar dolar dan 46 miliar dolar, naik dari posisi kesembilan dan kedelapan pada tahun 2008.

China dan negara-negara Asia lainnya berkembang menjadi sumber FDI di Afrika dan negara-negara terbelakang lainnya dengan FDI tetap menjadi sumber utama investasi secara keseluruhan dalam perekonomian.

Ketika Amerika Serikat bertahan menjadi tujuan terbesar FDI, China beringsut naik ke posisi kedua di tahun 2009 dari ketiga pada 2008.

Kemunduran investasi di bidang manufaktur terhadap jasa baru-baru ini - didorong oleh kebutuhan proyek padat karya - dan sektor utama seperti pertambangan dan energi - yang diuntungkan dari meningkatnya harga komoditas - tidak mungkin terbalik, kata UNCTAD.

Dalam M&A lintas batas, nilai investasi manufaktur turun 77 persen pada 2009, sedangkan sektor primer dan jasa menglakami kontraksi masing-masing 47 persen dan 57 persen. Meski M&A sektor jasa keuangan mengalami penurunan sebesar 87 persen.

Kesepakatan M&A lintas batas turun 34 persen di 2009 atau 65 persen dari nilai, sedangkan pembangunan fasilitas manufaktur baru oleh perusahaan multinasional turun hanya 15 persen.

M&A tampaknya kembali pulih tahun ini lebih cepat daripada pembangunan fasilitas manufaktur baru.

Internasionalisasi produksi terus berkembang, dengan nilai tambah perusahaan asing yang berafiliasi di perusahaan multinasional sedikit menyusut dalam dua tahun terakhir dari ekonomi secara keseluruhan. Hal itu membuat pangsa perusahaan multinasional terhadap perekonomianm dunia tercatat mencapai 11 persen, mempekerjakan 80 juta orang.

Investasi asing langsung oleh dana ekuitas swasta jatuh sebesar 65 persen pada 2009, namun arus dari dana kekayaan kedaulatan meningkat sebesar 15 persen, kata UNCTAD.

Upaya untuk mendorong masuknya investasi sambil mengatur mereka secara menyeluruh di tengah krisis menjadi tantangan untuk pemerintah.

Berbagai kebijakan pembatasan investasi yang lebih proporsional meningkat menjadi 30 persen pada 2009, tingkat tertinggi sejak UNCTAD mulai memantau tren investasi pada 1992. (A027/K004)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010