Hong Kong (ANTARA News) - Beberapa peneliti telah menemukan empat spesies baru gurita di Kutub Selatan dengan racun yang bekerja pada temperatur di bawah nol derajat .

Mereka berharap dapat menganalisis racun itu untuk melihat apakah racun tersebut memiliki manfaat medis, kata salah seorang peneliti itu, Bryan Fry, dari University of Melbourne, Australia, sebagaimana dikutip dari Reuters.

Temuan mereka, selama ekspedisi enam pekan ke Antartika pada 2007, disiarkan di jurnal Toxicon.

Para ahli telah lama mengetahui bahwa ada gurita yang hidup di Kutub Selatan, tapi apa yang mengejutkan Fry dan rekannya ialah keragaman hayati tersebut dan bagaimana seleksi alam mengubah cara mereka berburu serta sifat racun mereka.

Gurita akan membuat lubang kecil pada tubuh korban yang besar dan berkerang. Melalui lubang itu mereka menyuntikkan air liur mereka yang mengandung racun.

"Kami mendapati racun tersebut dapat bekerja pada temperatur di bawah nol(derajat, red) . Sangat luar biasa untuk mengetahui betapa baik gurita telah menyesuaikan diri dengan kehidupan di Kutub Selatan," kata Fry.

Ada sangat banyak keragaman spesies, mulai dari gurita yang memiliki panjang tubuh dua inci sampai yang berukuran raksasa, katanya.

"Tekanan seleksi evolusi secara perlahan mengubah racun mereka, yang memungkinkannya menyebar ke dalam perairan yang lebih dingin dan makin dingin dan akhirnya menyebar ke dalam perairan yang sangat dingin," kata Fry dalam satu wawancara telepon, Kamis.

"Kami ingin melihat apakah komponen racun baru yang dingin dan mengagumkan ini, yang kami temukan pada racun ini, akan bermanfaat dalam pengembangan obat," katanya.

"Alam telah merancang senjata pembunuh yang sempurna ... mereka memiliki kegiatan yang sangat akurat sehingga harus ada cara untuk memanfaatkan itu. Untuk membuatnya lemah atau mengubahnya atau semata-mata menggunakan setetes kecil saja," katanya.

Obat tekanan darah tinggi seperti ACE inhibitor dibuat dari racun ular, sementara obat diabetes tertentu diambil dari air liur monster Gila, kadal yang bergerak lamban yang ditemukan di Amerika Serikat dan Mexico utara.
(C003/A024)

Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2010