Jakarta (ANTARA News) - Indonesia akan mengandalkan keramik hias dalam persaingan pasar keramik di dalam maupun di luar negeri, karena memiliki basis tenaga kerja yang terampil dengan kemampuan artistik.

"Kami mengharapkan industri keramik hias ini bisa terus tumbuh, karena memiliki potensi pasar yang besar," kata Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) Kementerian Perindustrian, Dedi Mulyadi, dalam diskusi dengan sejumlah kepala balai besar di Bandung, Jawa Barat, Jumat (30/7).

Untuk terus menumbuhkan industri keramik hias, kata dia, pihaknya melakukan berbagai pelatihan terhadap para perajin baik dalam bidang desain, teknik produksi, sampai dengan pengadaan dan perbaikan mutu bahan baku.

Pelatihan terutama dilakukan di sentra-sentra produksi keramik hias, seperti Plered (Jawa Barat), Kasongan dan Bantul (Yogyakarta), Dinoyo (Malang, Jawa Timur), dan Lombok (Nusa Tenggara Barat).

Dedi mengatakan salah satu kelemahan industri keramik hias di dalam negeri adalah rendahnya mutu bahan baku serta minimnya inovasi dan kreatifitas dalam pengembangan desain produk. Sebagai proyek percontohan, lanjut dia, Kementerian Perindustrian, membuat pusat inovasi keramik hias di Plered.

"Saya berharap keramik hias kita bisa masuk ke gerai `Body Shop` yang memiliki banyak aksesoris dari. keramik," ujarnya. Dedi juga menilai untuk masuk ke retail besar seperti Body Shop, industri keramik tidak bisa lagi mengandalkan keterampilan membentuk keramik hias, tapi menggunakan cetakan serta teknologi nano.

"Pada pusat inovasi (keramik) di Plered yang dibentuk tahun 2008, kami memberikan pelatihan bagaimana menggunakan bahan baku yang stabil mutunya, teknik menggunakan cetakan, dan membuat keramik yang lebih tipis dengan teknologi nano, sehingga hemat konsumsi bahan bakar untuk pembakaran," katanya.
(ANT/A024)

 

Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2010