Jakarta (ANTARA News) - PT Krakatau Steel (KS) dan Pohang Steel and Iron Coorporation (Posco) dari Korea Selatan, resmi mendirikan perusahaan patungan pabrik baja terpadu di Indonesia, dengan investasi sekitar enam miliar dolar AS atau sekitar Rp54 triliun.

Penandatanganan "joint venture agreement" (JVA) pengoperasian perusahaan dilakukan antara Direktur KS Fazwar Bujang dan CEO Posco Jhong Jun Yan, di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Rabu.

Acara penandatanganan tersebut disaksikan langsung Menteri BUMN Mustafa Abubakar, Menteri Perindustrian MS Hidayat, Kepala BKPM Gita Wirjawan, dan Dubes Korea Selatan untuk Indonesia Kim Ho Young.

Dalam kesepakatan tersebut pada komposisi awal Posco memiliki perusahaan patungan itu sebesar 70 persen dan KS sebesar 30 persen. Selanjutnya, pascasatu tahun pembentukan perusahaan patungan, porsi saham KS akan bertambah menjadi 45 persen, sedangkan Posco menguasai 55 persen.

Nilai investasi proyek tersebut sebesar Rp38 triliun pada masa konstruksi dan Rp31 triliun pada tahap produksi.

Dirut KS Fazwar Bujang menyatakan, kapasitas produksi pabrik baja terpadu itu adalah enam juta ton per tahun di bagi dalam dua tahap, masing-masing tiga juta ton.

"Konstruksi tahap pertama akan dimulai pada semester II 2010 dan ditargetkan selesai 31 Desember 2013," kata Fazwar.

Konsentrasi produk yang dihasilkan pabrik tersebut antara lain baja jenis slab, "hot rolled coil", dan "plate" untuk memenuhi permintaan domestik.

Adapun lahan konstruksi perusahaan patungan itu terletak di sebelah pabrik baja KS di wilayah Cilegon.

Setelah penandatanganan JVA ini, direncanakan kedua pihak akan diterima Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Sementara itu, Menteri BUMN Mustafa Abubakar mengatakan, kerja sama itu menjadi tonggak sejarah industri baja nasional.

Kerja sama itu diperkirakan dapat menyerap hingga 173.000 tenaga kerja pada masa konstruksi, dan 66.000 tenaga kerja pada tahap operasional.

Menurut Mustafa, rencana investasi itu akan didukung sumber daya nasional mengingat Indonesia memiliki cadangan bijih besi sekitar 2,4 miliar ton, dan batu bara sekitar 13 miliar ton.

Hasil produksi perusahaan ini selain untuk kebutuhan dalam negeri, juga dapat diekspor ke berbagai negara seperti India, dan negara-negara di ASEAN.
(R017/B010)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2010