Yogyakarta (ANTARA News) - Sebanyak 13 diplomat muda dari negara di Asia, Eropa, Amerika Serikat, dan Australia berkumpul di Yogyakarta untuk belajar multikulturalisme, kata anggota Forum Persaudaraan Umat Beriman Yogyakarta Romo Suyatno Hadiatmojo.

"Diplomat-diplomat muda itu tertarik belajar multikulturalisme di Indonesia karena Indonesia cukup aktif terlibat dalam organisasi perdamaian dan multikulturalisme di Asia dan dunia, bahkan memiliki lembaga yang bersinggungan dengan gerakan multikulturalisme dan perdamaian," katanya saat mendampingi rombongan diplomat tersebut di Yogyakarta, Kamis.

Menurut dia, Indonesia memiliki kepentingan untuk menerima diplomat-diplomat muda agar bisa menceritakan dan memberikan gambaran yang tepat tentang kondisi Indonesia yang sebenarnya.

Di luar negeri, lanjut dia, Indonesia selalu mendapatkan citra yang buruk akibat pemberitaan-pemberitaan negatif dari media massa internasional, seperti konflik dan perselisihan.

"Dengan melihat dan merasakan sendiri kondisi di Indonesia, maka para diplomat itu akan mengetahui kondisi Indonesia yang sebenarnya," katanya.

Tempat yang pertama kali dikunjungi rombongan diplomat muda saat berada di Yogyakarta adalah Pondok Pesantren Nurul Ummahat di Prenggan Kotagede yang diterima pimpinan pondok pesantren Kiai Haji Abdul Muhaimin.

Rombongan yang berasal dari China, Laos, Vietnam, Palestina, Myanmar, Thailand, Australia, Amerika Serikat, Papua Nugini, dan Timor Leste tersebut kemudian meneruskan kunjungan ke Masjid Kotagede, Klenteng Gondomanan, dan Gereja Senopati.
(E013/A024)

Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2010