Jakarta (ANTARA News) - PT PLN (Persero) mengungkapkan, pemadaman listrik akibat gangguan masih mungkin terjadi, meski defisit pasokan sudah berhasil teratasi.

Juru bicara PLN Bambang Dwiyanto di Jakarta, Jumat, mengatakan, per 30 Juni 2010, PLN baru bisa mengatasi defisit pasokan listrik di seluruh Indonesia.

"Sementara, pemadaman akibat gangguan, masih kemungkinan terjadi," katanya.

Menurut dia, penanganan defisit listrik hanya berarti pasokan daya pembangkit di suatu sistem, lebih besar dari kebutuhan beban puncaknya.

Namun, lanjutnya, di sebagian besar sistem kelistrikan di Indonesia, kelebihan pasokan listrik tersebut hanya sedikit. "Kelebihannya itu pas-pasan," katanya.

Akibatnya, Bambang mengatakan, jika ada pembangkit di satu sistem mengalami gangguan, memungkinkan terjadi pemadaman listrik.

Idealnya, kelebihan daya tersebut minimal sebesar satu unit pembangkit terbesar di sistem bersangkutan.

Menurut dia, dalam waktu dekat, sejumlah pembangkit yang masuk dalam program 10.000 MW di Jawa akan mulai beroperasi.

Pembangkit itu antara lain Indramayu dengan daya 600 MW, Rembang 600 MW, dan Suralaya 600 MW.

"Masuknya pembangkit itu akan semakin memperkuat sistem kelistrikan Jawa-Bali," ujarnya.

Demikian pula, pembangkit program 10.000 MW di daerah lainnya juga akan mulai beroperasi, sehingga akan semakin meminimalkan pemadaman listrik.

Sejumlah wilayah seperti Riau dan Jakarta masih mengalami pemadaman listrik.

Terakhir, pemadaman listrik di wilayah Jakarta tak terhindarkan setelah kerusakan jaringan yang membuat pasokan listrik dari PLTGU Muara Karang, Jakarta Utara, terputus pada Selasa (3/8).

Kejadian itu tidak berselang lama setelah pada 21 Juli 2010 lalu, PLTGU Muara Karang yang merupakan salah satu penopang utama pasokan listrik di wilayah Jakarta dan sekitarnya tersebut terganggu akibat meledaknya trafo arus.

PLN tengah berambisi mencapai layanan berkualitas internasional di sistem interkoneksi Jawa per 30 November 2010 menyusul tercapainya target bebas pemadaman bergilir di seluruh Indonesia pada 30 Juni lalu.

Indikator layanan berstandar internasional tersebut antara lain lama padam yaitu 70 menit per pelanggan per tahun, jumlah padam 1,5 kali per pelanggan per tahun, kesalahan baca meter enam sigma, kecepatan respon pengaduan 30 menit, layanan pasang baru 24 jam sampai dengan daya 5.500 VA, layanan perubahan daya 24 jam (sambungan satu phasa), serta kualitas pasokan listrik dengan frekuensi -0,5 Hz sampai 0,5 Hz.
(K007/A024)

Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2010